Mohon tunggu...
SAMSURYADI AL BARRU
SAMSURYADI AL BARRU Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Bercita-cita Naik Kapal Selam

Samsuryadi al barru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persembahan Ke 54 Tahun, GAPPEMBAR, Ideologi, Gerakan Dan Cinta Yang Lahir Dari Anak Muda Berru

23 November 2020   23:10 Diperbarui: 25 November 2020   21:40 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dintafsirkan lebih dalam gappembar tidak pernah menganggap dirinya anak dari pemerintah daerah Barru namun selalu memposisikan diri sebagai sahabat dengan asumsi jika pemerintahan membaik maka gappembar pertama memberi apresiasi dan standing aplous namun jika pemerintahan bermasalah maka gappembar yang pertama menegur, mengingatkan, atau bahkan merongrong rezim jika tak pro kepada rakyat.

Maka dalam prosedur perjuangan gappembar tidak terlepas dari suplay pemerintah yang tentunya berbentuk " Simbiosis Mutualis".

Tidak heran jika dimasa lampau gappembar di percayakan dalam proses seleksi calon pegawai negerii sipil (CPNS) dan juga hingga tahun 2017 masih dipercayakan mengelolah beasiswa mahasiswa yang disebut beasiswa gappembar.

Pada dasarnya gappembar merupakan miniatur masyarakat barru menjadi tameng sekalligus ujung tombak masyarakat dalam penyampaian setiap aspirasi, terkhusus di lingkungan pemuda pelajar mahasiswa barru, cita dan asa sebagai bagian perjuangan gappembar sehingga dimaksudkan mampu melakukan pelatihan-pelatihan khusus serta sebagai jargon independensi organisasi merupakan arah baru setiap pelajar mahasiswa maupun pemuda yang memiliki niat tulus bergabung di gappembar, status organisasi yang semakin menguat demikian pula saat kemampuannya melahirkan orator serta singa forum ketika ada perhelatan akbar semisal musyawara anggota komisariat, pleno dan mubes gappembar.

Di era keterbukaan informasi saat ini lantas menjadi babak baru jalan panjang tak berarah sekalipun jiwa dan nalar kritis kader terhimpun dalam satu barisan kesatuan namun masih merasa terhimpit pada persoalan klasik dan tendensius, gappembar semakin tak menampakkan wajah barunya, ranah politik semakin tampak menghegemoni warga gappembar baik dilingkup kader maupun ditengah kesatuan alumni, urusan fluktuatif ini memungkinkan lahirnya sekat dan keppentingan baru didalamnya.

Dari ulasan diatas terbukti hingga saat ini delusi kekaguman profit orientik seperti yang disampaikan oleh Arham djauharuddin pada saat membawakan materi di latihan kader dua tahun 2016 lalu, membuktikan bahwa kader sesungguhnya belum bisa mandiri secara kelembagaan sehingga melahirkan penerus yang hanya kagum dan menjadikan alumni sebagai lahan rampokan dan memilih senior senior tertentu sebagai tempat pengajuan proposal untuk kegiatan atau acara tertentu.

Pandangan penulis, karakter seperti ini mungkin bisa melahirkan sikap  seniorisme  bukan lagi senioritas  tentu sikap kritis kader semakin menyempit mengingat tidak sedikit alumni yang saat ini menjadi pejabat, maka akan ada umpan balik pemikiran yang memunculkan bahasa misalnya "di gappembar tidak ada lagi kata independen siapapun pimpinannya ada senior dibelakangnya" bahayanya bahasa ini sudah menjadi umum di lingkungan gappembar belum lagi kader baru akan memakam mentah-mentah bahasa seperti itu.

Mengingat usia gappembar semakin menua dan para pendirinya sudah meninggal dunia, apakah jalan perjuangan ini semakin tergipas oleh zaman atau mungkin akan mati di tangan kader sendiri, urusan gappembar tidaklah mudah seperti pernyataan Muhammad Fajrin dalam rapat pleno II yang dilaksanakan di taman pucak maros bahwa menjadi ketua gappembar lebih sulit ketimbang menjadi bupati, lagi-lagi hal ini menjadi bahasa singgungan bagi setiap kader gappembar karena memang pekerjaan menjadi ketua gappembar bisa sangat memuakkan bukan cuma jadi ketua bahkan pengurus biasa saja membuat jenuh dan selalu terpikir kapan kepengurusan ini selesai. pertanyaan selanjutnya adalah Quo vadis  itu urusan regenrasi.

CHAPTER IV
Konflik, Issue, dan Materi

Time is a medichine for all everything
Waktu adalah obat dari segala sesuatunya
-Andi Arfanto-
Rasanya membahas gappembar tidak cukup di tuliskan dalam sebuah buku tipis ini kelak ambigu itu semakin terbaca, gerakan yang tak begitu massif semakin menuai kritikan, menjadi gappembar sudah bak neraka kecil siapa yang tergabung didalamnya bersiaplah menjadi bahan olokan, dalam sebuah diskusi alot dimasa kepengurusan Moh Natsir terjadi beberapa pertikaian dan periode ini mengharuskan ada paksaan bahwa menjadi gappembar harus benar-benar tulus, disela kepengurusan gappembar masih mampu berkoneksi dengan lembaga-lembaga lain yang bersifat kedaerahan bahkan ada yang menganggap dirinya organda tandingan, meski itu melahirkan kekuatan baru, tak bisa dipungkiri bahwa kaharuddin yang hanya pengurus komisariat lapatau umi bersinergi dengan ketua dpp memaksakan pemda untuk segera membangun asrama baru gappembar yang hingga hari ini di berdayakan oleh penghuninya.

Resiko utama bergappembar adalah bersiap busuk, bersiap jorok, bersiap fitnah, dan bersiap gibah. Itu semua menjadii beban di dalam jiwa-jiwa kader, tak sedikit rahasia di munculkan pada waktu hari akan datang, sebut saja cerita politisi gappembar dan urusan percintaan suardi saleh dengan ibu doker yang menjadi intermesso  disetiap pidatonya suardi saleh dalam mengisi acara digappembar bukan hal baru lagi di lingkungan gappembar. Yah termasuk penulis sendiri yang punya masalah jiwa dengan gappembar karena merasa belum tuntas dalam kaderisasi dan selalu diamggap menghianati komisariat sendiri sebagai perpanjangan tangan ketika di dewan pimpinan pusat, yah lagi-lagi waktu menjadi obat segala sesuatunya, jadi tinggal tunggu waktu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun