Sebagian besar masyarakat barru sudah tidak tabu lagi dan menganggap gappembar sebagai organisasi yang di bentuk tahun 27 november 1966 ini sebagai organisasi daerah yang setiap saat melakukan proses kaderisasi. Gappembar tidak pernah mengahalangi aggotanya dalam agar dapat berkembang sesuai potensi diri yang dimilikinya.
Pengembangan wawasan yang dilakukan baik dari segi sosial, ekonomi, agama, tekhnologi hingga politik. Semua hal tersebutmerupakan bagian yang tak terpisahkan dalam membentuk karakter individu yang intelektual transenden, atau aktualisasi diri sehingga tak sedikit kadernya memiliki posisi kuat tertentu dalam melakukan upaya perbaikan di daerah hingga nasional.
Banyak yang berpendapat insan cita gappembar itu ada tiga, ada empat, ataupun lima, namun setiap frasa tersebut sebenarnya memiliki makna yang fluktuatif, seharusnya gappembar hanya memliki satu landasan insan cita yakni "Terbentuknya insan cendekia" itu saja, karena sejak di angkatnya tujuan ini dalam bentuk pedoman inti organisasi, kita lupa karena meletakkan kata penghubung "Yang", kemudian hasil kajiannya melahirkan frasa "Terbentuknya insan cendekia yang kreatif, insan cendekia yang pengabdi, dan terbentuknya insan cendekia yang bertanggung jawab", sehingga setiap insan gappembar wajib menjadi cendekia dan memiliki kemampuan kreatif, pengabdi, dan bertanggung jawab. Itulah inti proses pendidikan dalam kaderisasi gappembar. Sehingga wajah pembaharuan akan selalu hadir, pemikiran kritis dan pengabdian yang tiada henti dalam mempertanggung jawabkan diri sebagai kader cendekia.
Selanjutnya frasa ' .....atas terwujudnya masyarakat adil makmur yandg diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta' ala, Â mengisyaratkan makna bahhwa selain menjadi organisasi kader, gappembar juga merupakan organisasi pengabdian atau perjuangan. Sehingga setiap anggota yang berproses di gappembar tidak hanya di kader dalam pengembanngan potensi diri dan intelektual semata, namun segala bentuk pengembangan potensi itu juga wajib di aktualisasikan dalam kehidupan sosial. Maka, tidak salah apabila gappembar menjadi salah satu pelopor para "agent of change" dan " agent of social kontrol" serta "iron stock" Â penerus.
Karenanya dalam penggalan penjelasan diatas, dapat di mahfumkan  bahwa gappembar juga sebagai wadah pengabdian, dimana setiap ide gagasan, yang diwacanakan dalam gappembar jelas harus di realisasikan dalam kehidupan sehari hari, baik dalam beragama maupun dunia sosial. Realisasi tersebut diwujudkan oleh setiap anggota sebagai bagian dari anak muda daerah Barru, maupun sebagai mahluk beragama yang diciptakan Tuhan yang Maha Kuasa.
Konsep ini menjadi bagian terpenting dalam pembinaan gappembar di lingkunga komisariat kecamatan, perguruan tinggi, hingga dewan pimpinan pusat sehingga standar dari tujuan gappembar dengan karakkteristik fluktuatif itu bisa mendorong persatuan dan mewujudkan masyarakat madani beradab yang di ridhai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
CHAPTER II
KONSEP IDEAL MEMBACA EKSPEKTASI MASA DEPAN GAPPEMBAR
Gabungan Pemuda Pelajar Mahasiswa Barru (GAPEMBAR) pasca terbentuknya lima puluh dua tahun silam, tidak terlepas dari realitas kedaerahan dengan banyak faktor yang menginisiasi terbentuknya organisasi daerah terbesar di kabupaten barru ini. Salah satu faktornya adalah upaya menghilangkan benih-benih sektoral pelajar di makassar yang terbentuk berupa aliansi kecamatan, misalnya ikatan pelajar tanete, himpunan pemuda barru, soppeng riaja dan mallusetasi yang sejatinya memiliki tanggung jawab yang sama pasca terbentuknya kabupaten barru di kala itu sehingga terbentukna gappembar karena mereka memiliki semangat sekaligus tujuan kebangsaan tingkat daerah dan persatuan bangsa.
Para pendiri Abd.Razak Tahebe, Tahlia tone, Yunus Abdullah, dan Kapten jailani, tentu tidak pernah memprediksi bahwa namanya akan selalu ada dalam setiap uraian sejarah dari para penerusnya, semoga Allah memeberi tempat terbaik untuk ke empat pendahulu kita tersebut Aamyn.
Gappembar sejatinya sudah bebberapa kali berganti nama, yakni himpunan pelajar asal daerah barru, kemmudian gerakan pemuda pelajar maahasiswa barru serta kini menjadi gabungan pemuda pelajar mahasiswa barru di akhit tahun tujuh puluhan. Naamun secara substansial tidak mengubah apa yang seharusnya menjadii ruh dan tujuan awal berdirinya Gappembar, hal inilah harus di pahamkan oleh setiap kader dari generasi alpha ke generasi z sekarang ini.
Sementara itu posisi gappembar ditengah realitas masyarakat harus dipahami bukan sebagai bagian dari masalah, melainkan sebagai alternatif solusi.