"Yuk, kita langsung nge-room!" Ajakku.Â
"Bentar dulu kawan, kita ada sedikit trouble!" Celetuk Yono.Â
"Trouble apaan?"Â
"Si Amran ngajak Dea. Aku bilang nggak usahlah, biar adil. Tapi, dia kekeuh," terang Yono.
Dea seorang gadis cantik berambut panjang. Tubuhnya semampai. Dia biasa di-booking untuk menemani pria mana pun yang ingin mendapatkan servisnya di tempat karoke.Â
Mendengar penjelasan Yono, aku langsung paham bahwa dia cemburu. Mereka memang sudah lama mengincar gadis yang sama. Dea.Â
Amran wajar, dia masih bujangan. Sementara Yono, laki-laki yang sudah menikah. Hanya, isterinya berada jauh di Kuningan. Mereka hidup berpisah, karena urusan kerjaan.Â
Aku coba membujuk Amran mengurungkan niatnya. Lebih baik mencari wanita yang sudah ada di tempat. Dia menolak. Dalihnya sudah kadung menelpon.Â
Setelah melewati perdebatan kecil, Yono pun mengalah. Kami bertiga akhirnya bergegas masuk ke lobi tempat karoke.Â
Seperti biasanya suasana di lobi diwarnai temaram lampu berpadu padan dengan suara bising alunan musik remix. Tetiba, seorang pria menghampiri.Â
Dia biasa dipanggil Mamih, karena gayanya persis seorang perempuan. Anggun dan kemayu.Â