Faktor Sosial
Perubahan Sosial biasanya berupa perubahan dalam struktur sosial atau norma budaya, seperti meningkatnya angka perceraian, pergeseran peran gender, dan pengaruh media sosial, dapat memengaruhi keharmonisan keluarga.
Migrasi dan Urbanisasi: Proses migrasi atau perpindahan penduduk ke kota besar sering menyebabkan perpecahan keluarga karena jarak yang jauh dan hilangnya jaringan dukungan sosial tradisional.
Faktor Psikologis
Masalah Kejiwaan dan Kesehatan Mental seperti Stres, depresi, atau gangguan mental pada salah satu anggota keluarga dapat memengaruhi dinamika keluarga. Stres yang berlebihan atau ketidakmampuan dalam mengelola emosi dapat membuat ketegangan dalam hubungan antar anggota keluarga.
Perilaku Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), Kekerasan fisik atau emosional baik terhadap pasangan maupun anak, merupakan salah satu bentuk disorganisasi yang dapat merusak hubungan dalam keluarga.
Adanya Perceraian, Perceraian adalah faktor utama dalam disorganisasi keluarga. Proses perceraian dapat menyebabkan dampak negatif yang besar, terutama pada anak-anak, dan sering kali menghasilkan perubahan dalam struktur dan peran keluarga.
Poligami atau Hubungan Tidak Sah, dalam konteks beberapa budaya atau agama tertentu, poligami atau hubungan tidak sah dapat menimbulkan ketegangan dan perpecahan dalam keluarga, karena seringkali ada ketidakadilan dalam perlakuan terhadap anggota pasangan yang terlibat.
Faktor geografis
Lingkungan Sosial yang Negatif, lingkungan yang penuh dengan kekerasan, kriminalitas, atau ketegangan sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental dan stabilitas keluarga. Selain itu, pengaruh negatif dari teman sebaya atau tekanan sosial juga dapat menyebabkan perpecahan dalam keluarga.
Krisis atau Bencana. Bencana alam, perang, atau krisis sosial-ekonomi dapat mempengaruhi struktur dan fungsi keluarga. Kehilangan tempat tinggal, pendapatan, atau bahkan anggota keluarga dapat memperburuk keadaan dan menyebabkan disorganisasi.