Mohon tunggu...
Salma Salsabila
Salma Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

43221010149 - Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Akuntansi FEB

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

A-403; TB2_Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Melalui Pendekatan Paideia

12 November 2022   19:59 Diperbarui: 12 November 2022   20:51 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pertanyaan yang mendoktrin kebajikan adalah detonator Platonis dan Paideia. Seperti bagian Socrates dari prinsip pengetahuan yang baik. Kebajikan yang terkait dengan Plato adalah kebajikan utama: kebijaksanaan, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Kebijaksanaan adalah kebajikan tertinggi dan kekuatan yang memotivasi keberadaan kebajikan lainnya.


Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa kebijaksanaan, yang dipahami sebagai kebajikan moral, dapat dididik, karena semua pengetahuan tunduk pada pendidikan. Ini adalah seni dialog, seni bertanya dan menjawab, dan alat untuk membedakan kebajikan. Pendidikan para filsuf adalah elemen penting lain dari filsafat pendidikan Plato, makhluk dengan kebajikan dan pengetahuan yang tepat untuk memerintah kota.


Apa itu Kejahatan?

whatsapp-image-2022-11-12-at-7-23-52-pm-2-636f95c8a51c6f0c5260d1e4.jpeg
whatsapp-image-2022-11-12-at-7-23-52-pm-2-636f95c8a51c6f0c5260d1e4.jpeg

dokumen pribadi


Asal dari dunia itu sendiri adalah sebuah kejahatan, serta pencurian. Hal ini dapat dikaitkan dengan suatu tindakan kejahatan yang ada di muka bumi, yaitu tindakan kejahatan korupsi.


Pembahasan ini diawali dengan Pencurian, dan lahirnya Martabat Manusia ketika Prometeus mencuri api untuk pencerahan akal budi manusia. Prometheus menciptakan manusia yang lebih mulia dari para dewa. Ia mencuri api dari Gunung Olympus, memberikannya kepada manusia untuk perlindungan, dan menciptakan kerajinan tangan serta senjata.


Lalu kejahatan menurut Plato, sebagaimana yang dimaksudkan  pandangan pendidikan sebagai sarana demi mencapai sebuah keadilan, baik keadilan individu maupun keadilan sosial. Plato mengatakan bahwa keadilan individu dapat diperoleh pada saat manusia melalukan pengembangan bagi kemampuannya dengan cara yang maksimal. Dalam pengertian ini, keadilan diartikan sebagai keunggulan. Bagi orang Yunani dan Planton, Keunggulan atau Keadilan adalah sifat kebajikan yang tertinggi.


Pada teks Buku IV Platon
Filsafat jiwa Platon, menggambarkan kata-kata gurunya Socrates, melihat bahwa jiwa adalah esensi seorang manusia, hal yang menentukan bagaimana seseorang berperilaku. Plato melihat esensi ini sebagai penghuni abadi keberadaan kita. Plato mengatakan bahwa setelah kematian, jiwa akan tetap ada dan akan tetap berpikir. Plato percaya bahwa ketika tubuh mati, jiwa terus terlahir kembali di tubuh berikutnya (reinkarnasi). 

Jiwa Plato terdiri dari tiga bagian:
1. Tanda atau logika
2. Thymos atau thumbeticon (emosi, keberanian, gairah atau harga diri)
3. Eros atau epithumeticon (reproduksi, uang, makanan, hasrat, seksualitas).


kemudian secara metaforis di berbagai bagian tubuh:
1.Tanda terletak di bagian kepala, berkaitan dengan akal, dan mendominasi bagian lain.
2.Thymos terletak di bagian dekat dada dan berhubungan dengan kemarahan.
3. Eros terletak di bagian perut dan berhubungan dengan keinginan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun