Kemudian ia memecah keheningan dan bertanya padaku "kalo kamu, apa yang kamu lakuin ketika kamu sedih?" Tanya Dion
"kalo aku sholat, mengadu semua pada Tuhan dan, aku merasa lega. Kamu cobain sholat?" dan respon dia diluar dugaan aku. Dia mengangguk dan ingin belajar Islam
Hubungan kami kian akrab dan dekat. Dan dia semakin penasaran dengan islam. Aku mengenalkannya pada acara dakwah dari ulama -- ulama favorit Abuya dan Umma. Yakni Prof.Quraish shihab sejauh perkembangan kami, dia kian penasaran dengan Islam yang dia bayangkan sebelumnya adalah agama keras
Partner
Jam 4 pagi. Aku bangun,mengecek handPhone aku terkejut sudah ada 17x panggilan tak terjawab dari Dion. Akupun berinisiatif menelfonnya
"halo Dion. Ada apa kok kayaknya penting banget" aku dengan perasaan sedikit cemas memikirkan terjadi sesuatu buruk padanya
"Non..kamu bisa nemenin aku untuk menemui ustadz? Aku mau syahadat" gaada momen yang bisa gantiin momen itu. Aku merasa kaget,haru,happy juga pastinya
"eehh..Alhamdulillah Yaa Allah..oke lu tunggu di kontrakan lu ya, gua bakal ajak Dito sama Erin buat jemput lu, ok?" aku syukur banget begitu dia mau masuk Islam
"iyaa Non, oh iyaa Non, aku mau terima kasih juga sama kamu ya. Semenjak kenal kamu. Hidupku berubah" Dion berbicara lembut via telfon mengucapkan terima kasih
"eh Di, lu mah bikin salah tingkah aja ih...gua juga makasih ya sama lu. Berkat nasihat lu gua jadi lebih paham sama emak gua"
(jam 10 pagi)