"eh Rin, Bebecaffe hari ini buka ngga sih? Tanyaku pada Erin "gua pengen cari suasana buat nenangin diri" ucapku pada Erin
"buka sih kayaknya. Lu ketagihan kan jadinya ahaha" goda Erin "eh tapi, lu mau kesana sama siapa? Gua gabisa hari ini"
"lah emang kenapa lu? Kok ngga bisa?" tanyaku pada Erin
"yaa gua mau ada acara keluarga. Soalnya sepupu -- sepupu gua mau kerumah. Jadi gua disuruh dirumah terus sama Mamah" jelas Erin sambil meminum kopi starbak pemberian Dito
"Yaudah deh gapapa, tapi anterin gua ke Babecaffe ya" pintaku pada Erin
"iyaa Nonaaaa...siaappp" jawab Erin
Kali kedua
Duduk dipojok deretan ujung dekat jendela lantai 2. Sama seperti masa -- masa yang sudah kulalui, aku mengobati rasa gundahku dengan merenung. Namun kali ini bedanya, aku berada ditempat yang dulu aku benci, serta minuman yang tak pernah mau kuicip,tetapi sekarang aku cintai. Aku menatapi semua orang dijalanan sedang berlalu lalang tak karuan. Mengejar segala keinginan
"Halo, Non. Ini pesenanmu..noon??" eh suara Dion membuyarkan lamunanku
"eeh iya iya, makasih ya Dion" jawabku "by the way, Caffenya gua liat -- liat akhir akhir ini kok sering sepi ya?"
"yaa gitulah Non, pekerja Barista sama pelayan juga udah pada banyak diberhentiin gara -- gara pelanggan sepi" jelasnya Dion yang aku lihat dia tengah sedih menceritakan kondisinya