Mohon tunggu...
Saifoel Hakim
Saifoel Hakim Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Orang biasa yang hidup biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ken Angrok - 6

24 Juli 2023   08:19 Diperbarui: 25 Juli 2023   22:18 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nak Para, Ibu tahu betapa kecewa dan sakitnya Nak Para. Tapi anak Ken Endok yang dikandungnya ini tidak punya salah apa pun. Ayah Ken Endok pasti akan menyuruh menggugurkan jika tahu hal yang sebenarnya. Ibu mohon Nak Para mau mengakui anak dalam kandungan ini adalah anak kandung kalian berdua."

Gajah Para menarik nafas panjang. Lalu dia menjawab masih tanpa memandag Ibu Ken Endok, "Tidak bisa Bu. Saya sudah tidak bisa tinggal dalam satu rumah dengan Ken Endok." terdengar dingin dan datar suara Gajah Para.

Sesaat keheningan kembali hadir. Isak tangis Ken Endok masih terdengar. Ibu Ken Endok tertunduk mendengar jawaban Gajah Para.

"Baiklah mas...," tiba-tiba Ken Endok membuka suara sambil terisak. "Aku mengaku bersalah dan tidak pantas lagi tinggal di sini. Aku hanya seorang wanita yang lemah, aku tidak ingin status perkawinanku menggantung. Jadi aku mohon Mas Para menceraikan aku. Sebagai tanda permintaan maaf dan mengganti segala kebaikan Mas Para pada keluargaku, ambi saja seluruh uangku itu."

"Nduk..., nanti gimana bapakmu?" kata Ibu Ken Endok kaget mendengar kata-kata anaknya itu.

"Biarlah Bu..., tidak adil buat Mas Para harus terpaksa menerima anak ini."

"Ken Endok..," Gajah Para bersuara tanpa menengok sedikitpun pada kedua perempuan di depannya dan baru kali ini sejak menikah, Ken Endok mendengar Gajah Para memanggilnya dengan nama, bukan dengan sebutan "Dik".

Gajah Para melanjutkan, "Apa kamu pikir sakit hatiku ini bisa kamu tukar dengan uang? Bahkan uang yang kamu berikan itu adalah hasil dari pengkhianatanmu padaku. Bagaimana aku bisa menyimpan uang yang menjijikan itu?"

"Mas Para..., bukan begitu maksudku...," tangis Ken Endok pun pecah lagi.

"Aku tidak tahu lagi harus bicara apa Ken Endok," Kata Gajah Para dengan suara yang berat. "Sebaiknya kalian berdua pergi saja dari rumah ini. Ambil seluruh barang dan hartamu semua dan jangan sisakan apa pun. Aku akan mengurus perceraian kita." Gajah Para berdiri dan menatap tajam pada kedua perepuan itu. "Ken Endok, aku akan pergi sekarang. Taruh kunci rumah di tempat biasa. Aku harap malam nanti saat aku kembali kesini, Kamu dan seluruh hartamu sudah tidak ada lagi di sini!" Gajah Para berbalik dan melangkah ke pintu depan tanpa menanti jawaban dari Ken Endok atau Ibunya. Lalu terdengar suara "Braaak!", pintu depan di banting Gajah Para dari luar.

Ken Endok memeluk ibunya dan melepaskan tangisan lagi di dada Ibunya. Ibunya berbisik pada Ken Endok, "Sabar Nduk..., Nak Para masih butuh menenangkan diri dulu dari kabar yang sangat mengejutkan ini. Tiga - empat hari ke depan kita coba bicara lagi. Kebetulan ayahmu masih dua minggu lagi pulannya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun