Dan "hadits" itu juga tidak ditemukan dalam buku-buku kumpulan hadits lainnya (bukan kutub sittah) seperti "Muwattha' Imam Malik", "Musnad Imam Ahmad", "Sunan Ad-Daruqutni" dan "Mu'jam Al-Awsath" karya Imam At-Thabrani.
Tidak aneh, jika teks "Berpuasalah supaya kamu sehat!" banyak diulas terkait derajat kesahihannya oleh para ulama hadits.
Namun ada hadits lain yang seirama, yang meriwatkan tentang: "Beberapa muallaf (orang yang baru memeluk Islam) mendatangi dan meminta izin kepada Rasulullah untuk melakukan kebiri, dan Rasulullah saw bersabda, "Kalian harus berpuasa! Karena puasa itu dapat menyekat (mengontrol) urat pembuluh darah kamu dan menghilangkan kejahatan". Dengan kata lain, hadits ini lebih mengarah pada upaya mengontrol hawa nafsu, bukan berpuasa untuk tujuan sehat (lihat: "At-Thibbu An-Nabawi = Pengobatan Nabi", karya Abu Naim Al-Ashfahani).
Sehat itu lebih karena pola makan
Jika dicermati, kegiatan berpuasa yang menyehatkan itu mungkin lebih tepat jika dikaitkan dengan pola makan.
Dan memang banyak penelitian modern menyebutkan, kesehatan fisik manusia sesungguhnya lebih terkait dan lebih sering dipengaruhi oleh pola hidup sehat secara umum, khususnya terkait dengan pola makan.
Nah, terkait dengan pola makan ini, memang ada beberapa riwayat, yang sering dijelaskan sebagai tuntunan etika dan tata cara makan yang sehat.
Rasulullah saw bersabda "Kita adalah kaum yang tidak makan kecuali jika sudah lapar; dan kalau sudah makan, tidak akan sampai kekenyangan." Tapi lagi-lahi, hadits inipun juga tidak ditemukan dalam kitab-kitab utama hadits. Hadits ini hanya disebutkan dalam buku "As-Sirah Al-Halabiyah" karya Burhanuddin Al-Halabi (w. 1044H). Dan banyak peneliti hadits Nabi (seperti Al-Albani) yang memastikan ini bukan hadits sahih dan tidak boleh dinisbahkan kepada Rasulullah saw.
Tetapi ada riwayat lain, yang derajatnya hasan-sahih, dari Ma'di Kirab yang berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Wadah terburuk yang diisi oleh manusia adalah perutnya... Namun jika harus mengisinya, maka sebaiknya (diukur) agar sepertiganya untuk makanan, sepertiganya untuk minuman dan sepertiga untuk bernapas" (HR Ahmad, hadits nomor 16735; Turmudzi hadits nomor 2380).
Tetapi pola makan yang membagi tiga ruang perut ketika makan, sebagai bagian dari pola makan sehat, pun tidak dikaitkan secara langsung dengan kesehatan.
Pikiran jernih pada tubuh yang sehat