Ayat ini berkisah tentang Nabi Musa as, dan yang dimaksud "orang kuat dan amanah" di ayat itu adalah Nabi Musa as.
Ayat ini menegaskan bahwa Nabi Musa itu orang kuat secara fisik dan amanah secara mental. Tetapi tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi Musa as memiliki fisik kuat karena aktif berolahraga (latihan fisik) tertentu.
Tentu saja, kita tidak menafikan bahwa berolahraga atau latihan fisik tertentu, khususnya yang dilakukan secara rutin, akan memperkuat otot-otok tubuh. Tetapi otot tubuh yang kuat dapat diperoleh dengan cara lain. Para pekerja di profesi yang membutuhkan tenaga fisik, seperti petani, tukang kayu, nelayan, pandai besi dan sejenisnya, umumnya memiliki otot yang kuat, padahal boleh jadi mereka tidak pernah berolahraga.
Para kiai dan kegiatan olahraga di pondok-pondok
Saya pernah melakukan riset kecil-kecilan di berbagai pondok, khususnya di Pulau Jawa dan Madura. Temuan saya cukup unik: sebagian besar pondok memang mengarahkan santri-santrinya untuk berolahraga, terutama latihan belah diri.Â
Tetapi kegiatan olahraga para santri di berbagai pondok itu, modern atau klasik, lebih diposisikan sebagai bagian dari "permainan" saja, yang bertujuan antara lain untuk membuat santri tidak bosan dan mengurangi kangen mereka ke rumah orangtuanya. Bukan berolahraga supaya sehat, apalagi diberikan justifikasi dalil-dalil keagamaan.
Sependek pengetahuan saya, hampir semua ulama besar yang pernah hidup di Nusantara, khususnya pada periode tahun 1800-an hingga 1900-an, tidak ada yang aktif berolahraga dengan justifikasi supaya sehat.Â
Cuma, saya memang belum pernah dan belum sempat meneliti dan menelusuri apakah para walisongo memiliki kebiasaan berolahraga atau tidak.
"Berpuasalah supaya kamu sehat!"
Cukup unik, teks keagamaan yang sering dikutip para ustadz, dan dikaitkan secara langsung antara suatu kegiatan ibadah dengan kesehatan fisik adalah puasa. Rasulullah saw bersabda: "Berpuasalah supaya kamu sehat!"
Tapi setelah ditelusuri secara cermat, hadits ini ("berpuasalah supaya kamu sehat") sebenarnya tidak disebutkan dalam 6 kitab induk (kutub-sittah) yang merangkum hadits-hadits Nabi ("Shahih Bukhari", "Shahih Muslim", "Sunan Abu Daud", "Sunan Turmudzi", "Sunan An-Nasa'i", "Sunan Ibnu Majah").