Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menyikapi Hasil Survei Pilpres 2024 dengan Kepala Dingin

29 Desember 2023   19:46 Diperbarui: 29 Desember 2023   20:17 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi: kompilasi hasil survei dari beberapa lembaga survei nasional.

Dan pada hari pencoblosan itu, sekelompok paranormal itu bekerja bareng secara spiritual dengan cara yang sulit digambarkan secara rasional, dan semuanya fokus pada satu satu tugas pokok: mengendalikan dan mengarahkan suasana batin para pemilih sebelum masuk ke bilik suara, sehingga ketika membuka surat suara, mata dan hati pemilih tiba-tiba berubah dan tertarik memilih lalu mencoblos gambar kandidat-Y. Percaya atau tidak, yang pasti kandidat-Y yang menang.

Kecurangan survei maksimal 5 sampai 10 persen

Jika diasumsikan bahwa memang ada lembaga survei yang melakukan kecurangan dalam mengutak-atik angka hasil survei, agar sesuai dengan pesanan, menurut saya, kecurangan itu kecil kemungkinan dilakukan habis-habisan.

Katakanlah ada pasangan calon (Paslon) mendapatkan angka 20 persen pada survei. Maka lembaga survei itu paling jauh nekat mendongkrak suara Paslon jagoannya menjadi 25 sampai 30 persen. Artinya angka kecurangannya paling jauh sekitar 10 persen saja.

Sebab untuk melakukan kecurangan lebih dari 10 persen suara, secara praktis sulit dilakukan, dan secara metodologis sangat berisiko. Apalagi jika konstestasi diikuti 3 Paslon.

Karena itu, jika ada Paslon yang katakanlah meraih 40 persen pada suatu survei, dan Anda tidak mempercayainya dengan alasan lembaga surveinya mungkin melakukan kecurangan, maka sebaiknya Anda mengasumsikan bahwa nilai kecurangannya maksimal 10 persen saja. Kecuali jika terbukti sebaliknya.

Rentan berubah dan bergeser

Mengacu pada uraian di atas, bisa diambil sebuah tiga kesimpulan aksiomatik:

Pertama, setiap hasil survei yang sudah dipublikasikan, tetap berpotensi mengalami perubahan atau pergeseran komposisi perolehan.

Kedua, setiap hasil survei Pemilu berpotensi berbeda dengan fakta hasil Pemilu yang sesungguhnya. Buktinya sudah banyak.

Ketiga, survei yang dilaksanakan pada Nopember, misalnya, hanya menggambarkan realitas pada Nopember (saat survei dilaksanakan) alias tidak menggambarkan kenyataan pada Desember.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun