Mohon tunggu...
Sabda Hartono
Sabda Hartono Mohon Tunggu... Desainer - hobbyist elektronika

Founder www.catur-digital.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kopi Sianida: Siapa Gerangan Pencuri Proton?

21 September 2016   14:38 Diperbarui: 21 September 2016   14:49 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[H+] = 0,000001 mol/liter (PH = 6, enam digit dibelakan koma)

Jadi telah terjadi "penjarahan besar-besaran" proton pada cairan lambung Mirna dari semula 0,01 mol/liter menjadi nyaris nol.

Apabila didalam larutan mengandung banyak proton H+ (larutan asam), proton akan "dicuri" oleh ion sianida CN- sehingga menjadi HCN

H+ + CN- <-------> HCN(aqua).............persamaan kimia(1)

Nah, ketika Mirna meminum sedikit kopi bersianida, ion-ion sianida "mencuri proton" yang ada di asam lambung Mirna sehingga ion sianida menjadi HCN. Seperti diketahui HCN mudah menguap menjadi gas, titik didih HCN cuma 26 derajat celsius. Tubuh manusia cukup hangat 36 derajat celcius . Karena itu HCN(aqua) terlarut, mudah menguap menjadi HCN (gas) karena panasnya tubuh manusia. Gas HCN yang dihasilkan keluar dari lambung melalui kerongkongan dan rongga hidung. Ini mengakibatkan rasa tidak nyaman pada hidung Mirna karena dipenuhi gas beracun HCN. Inilah penjelasan dari fenomena Mirna mengibaskan hidungnya segera setelah meminum kopi bersianida.

Kalau anda penganut teori Mirna meninggal bukan karena sianida, dapatkah anda menjelaskan mengapa Mirna mengibaskan hidungnya setelah minum kopi tersebut?

Gas HCN sangat beracun! Pernah terjadi orang meninggal di laboratorium karena tidak sengaja melarutkan garam sianida NaCN kedalam larutan asam. Kecelakaan itu terjadi karena HCN(aqua) terlarut menguap menjadi gas HCN dan terhirup oleh pekerja laboratorium yang malang itu.

Hilangnya Sianida

Saksi ahli negri kangguru mengatakan, menurut laporan jurnal ilmiah dari orang yang bunuh diri dengan menelan garam sianida, ternyata ditemukan kandungan sianida dalam jumlah yang sangat banyak pada cairan lambung korban. Sedangkan pada cairan lambung Mirna tidak ditemukan kandungan sianida sama sekali. Menurut saksi ahli, ini merupakan Golden evidence (bukti emas) bahwa kematian Mirna bukan karena sianida.

Menurut hemat saya, saksi ahli menggunakan jurnal ilmiah yang keluar dari konteks kematiana Mirna, Sebab Mirna meninggal bukan karena bunuh diri. Orang bunuh, pastinya akan makan garam sianida sebanyak-banyaknya. Sedang garam sianida yang termakan Mirna sedikit saja. Begitu Mirna merasakan kopi yang getir dan pedas dilidah, ia tak melanjutkan minum kopi bersianida tersebut.

Apabila kita menelan Siandia sekira 74mg (lihat perhitungan 1 terlampir) cairan lambung yang semula PHnya 2 akan menjadi naik menjadi 6 (seperti kasus Mirna). Kalau itu terjadi, praktis semua ion CN- akan "mencuri" proton asam lambung dan berubah menjadi HCN (aqua) terlarut. Ion sianida CN- yang tersisa hampir nol (setara 0,036mg NaCN). Malangnya ion CN- yang kini berubah menjadi HCN tidak menghilangkan sifat racun dari cairan tersebut, tetapi HCN mudah menguap.

Jadi sampel cairan lambung Mirna banyak mengandung racun HCN yang mudah menguap (volatile). Suhu kota Jakarta sering kali lebih dari 28 derajat celcius, padahal HCN mendidih pada suhu 26 derajat saja. Malangnya sampel cairan lambung Mirna baru diperiksa 3 hari kemudian, ini memberi kesempatan HCN untuk menguap. Itulah alasan mengapa tidak ditemukan sianidia barang secuil di cairan lambung Mirna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun