Mohon tunggu...
Sabda Hartono
Sabda Hartono Mohon Tunggu... Desainer - hobbyist elektronika

Founder www.catur-digital.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kopi Sianida: Siapa Gerangan Pencuri Proton?

21 September 2016   14:38 Diperbarui: 21 September 2016   14:49 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nalar yang Sehat

Menurut keterangan saksi ahli yang didatangkan penasehat hukum Jessica, Mirna meninggal bukan disebabkan oleh racun Sianida. Pernyataan bahwa Mirna meninggal bukan karena racun Sianida mengejutkan dan bertentangan dengan "nalar sehat" orang bodoh seperti saya.

Saya menduga, kesimpulan yang mengejutkan ini bukan karena saya bodoh (kurang pengetahuan), ataupun karena saksi ahli sangat pintar, melainkan saksi ahli menyembunyikan kebenaran!

Seperti diketahui,  Mirna meminum kopi yang mengandung garam Sianida (hasil uji lab forensik terhadap sisa kopi). Setelah Mirna meminum kopi tersebut, ia tak sadarkan diri, kejang-kejang kemudian meninggal dunia dalam waktu yang singkat. Siandida adalah racun keras, barang siapa memakan garam sianida sekalipun sedikit (200mg - 300mg) akan meninggal dengan cara dramatis: tak sadarkan diri, kejang-kejang, detak jantung berhenti, akhirnya meninggal dalam waktu yang sangat cepat (hitungan menit).

Setelah Mirna sedikit mencicipi kopi berSianida, beberapa puluh menit kemudian Mirna meninggal dengan gejala klinis yang sama dengan gejala klinis keracunan Sianida. Tentu akal sehat kita mengatakan bahwa Mirna meninggal oleh karena keracunan Sianida. Mirna meninggal oleh sebab lain, nyaris mustahil. Lagi pula kalau Mirna meninggal bukan karena keracunan Sianida, timbulah pertanyaan: adakah penyakit lain yang mempunyai gejala klinis yang mirip dengan keracunan Sianida?

Saksi ahli yang di impor langsung dari negri Kangguru mengatakan gejala-gejala klinis kematian Mirna "tidak cocok" dengan gejala klinis kematian akibat keracunan Sianida. Saksi ahli negri Kangguru mengatakan bahwa Mirna meninggal dalam waktu yang sangat cepat'. "Kalau memang Mirna meninggal akibat Sianida, seharusnya Mirna meninggal tidak secepat itu", demikian penjelasan ahli negri kangguru. Menurut saya saksi ahli ini menyembunyikan kebenaran, saya coba googling sana-sini, didapatlah keterangan bahwa keracunan Sianida dapat mengakibatkan meninggal dalam waktu yang sangat cepat, bahkan dalam hitungan menit. Dalam hal ini siapakah yang benar, om google atau ahli negri Kangguru??

Hobby Mencuri Proton

Fakta lain yang diabaikan saksi ahli adalah tingginya PH cairan lambung Mirna paska kematian. Normalnya cairan lambung manusia mempunyai bilangan PH sekitar 2. Artinya dalam keadaan normal cairan lambung itu bersifat asam atau sangat kaya dengan proton H+. Cairan lambung Mirna sangat miskin dengan proton H+, sebab bilangan PHnya 6. Ini artinya telah terjadi penjarahan besar-besaran proton H+ pada cairan lambung Mirna.

Tentu nalar sehat kita mengatakan bahwa pastilah proton yang ada di lambung Mirna dijarah oleh oknum yang hobby mencuri proton. Kita mencurigai oknum itu adalah si Anida karena si Anida memang hobby mencuri proton. Kecurigaan itu sangat beralasan karena si Anida ketahuan menyusup ke dalam lambung Mirna dengan menyamar sebagai si kopi.

Bilangan PH adalah ukuran seberapa kaya kandungan proton H+ dalam larutan. Semakin tinggi harga PH, justru kandungan proton semakin miskin. Bilangan PH adalah posisi digit dibelakang koma. Asam lambung manusia mempunyai PH 2 artinya konsentrasi proton H+ dua digit dibelakang koma

[H+] = 0,01 mol/liter (PH = 2, dua digit dibelakan koma)

Hasil uji forensik terhadap cairan lambung Mirna, ternyata kandungan proton pada cairan lambung Mirna miskin sekali, bilangan PHnya cuma 6, atau konsentrasi Proton H+ 6 digit dibelakan koma

[H+] = 0,000001 mol/liter (PH = 6, enam digit dibelakan koma)

Jadi telah terjadi "penjarahan besar-besaran" proton pada cairan lambung Mirna dari semula 0,01 mol/liter menjadi nyaris nol.

Apabila didalam larutan mengandung banyak proton H+ (larutan asam), proton akan "dicuri" oleh ion sianida CN- sehingga menjadi HCN

H+ + CN- <-------> HCN(aqua).............persamaan kimia(1)

Nah, ketika Mirna meminum sedikit kopi bersianida, ion-ion sianida "mencuri proton" yang ada di asam lambung Mirna sehingga ion sianida menjadi HCN. Seperti diketahui HCN mudah menguap menjadi gas, titik didih HCN cuma 26 derajat celsius. Tubuh manusia cukup hangat 36 derajat celcius . Karena itu HCN(aqua) terlarut, mudah menguap menjadi HCN (gas) karena panasnya tubuh manusia. Gas HCN yang dihasilkan keluar dari lambung melalui kerongkongan dan rongga hidung. Ini mengakibatkan rasa tidak nyaman pada hidung Mirna karena dipenuhi gas beracun HCN. Inilah penjelasan dari fenomena Mirna mengibaskan hidungnya segera setelah meminum kopi bersianida.

Kalau anda penganut teori Mirna meninggal bukan karena sianida, dapatkah anda menjelaskan mengapa Mirna mengibaskan hidungnya setelah minum kopi tersebut?

Gas HCN sangat beracun! Pernah terjadi orang meninggal di laboratorium karena tidak sengaja melarutkan garam sianida NaCN kedalam larutan asam. Kecelakaan itu terjadi karena HCN(aqua) terlarut menguap menjadi gas HCN dan terhirup oleh pekerja laboratorium yang malang itu.

Hilangnya Sianida

Saksi ahli negri kangguru mengatakan, menurut laporan jurnal ilmiah dari orang yang bunuh diri dengan menelan garam sianida, ternyata ditemukan kandungan sianida dalam jumlah yang sangat banyak pada cairan lambung korban. Sedangkan pada cairan lambung Mirna tidak ditemukan kandungan sianida sama sekali. Menurut saksi ahli, ini merupakan Golden evidence (bukti emas) bahwa kematian Mirna bukan karena sianida.

Menurut hemat saya, saksi ahli menggunakan jurnal ilmiah yang keluar dari konteks kematiana Mirna, Sebab Mirna meninggal bukan karena bunuh diri. Orang bunuh, pastinya akan makan garam sianida sebanyak-banyaknya. Sedang garam sianida yang termakan Mirna sedikit saja. Begitu Mirna merasakan kopi yang getir dan pedas dilidah, ia tak melanjutkan minum kopi bersianida tersebut.

Apabila kita menelan Siandia sekira 74mg (lihat perhitungan 1 terlampir) cairan lambung yang semula PHnya 2 akan menjadi naik menjadi 6 (seperti kasus Mirna). Kalau itu terjadi, praktis semua ion CN- akan "mencuri" proton asam lambung dan berubah menjadi HCN (aqua) terlarut. Ion sianida CN- yang tersisa hampir nol (setara 0,036mg NaCN). Malangnya ion CN- yang kini berubah menjadi HCN tidak menghilangkan sifat racun dari cairan tersebut, tetapi HCN mudah menguap.

Jadi sampel cairan lambung Mirna banyak mengandung racun HCN yang mudah menguap (volatile). Suhu kota Jakarta sering kali lebih dari 28 derajat celcius, padahal HCN mendidih pada suhu 26 derajat saja. Malangnya sampel cairan lambung Mirna baru diperiksa 3 hari kemudian, ini memberi kesempatan HCN untuk menguap. Itulah alasan mengapa tidak ditemukan sianidia barang secuil di cairan lambung Mirna.

Ternyata garam sianida sebanyak 74mg masuk kedalam rentang LD50 yakni antara 50mg - 200mg. Bilangan LD50 adalah dosis dimana 50% orang akan meninggal bila racun termakan pada dosis LD50. Orang pasti meninggal bila makan siandida sebanyak lethal dose LD 200mg - 300mg. Siapa tahu Mirna termasuk 50% orang yang lemah, sehingga ia meninggal sekalipun termakan garam sianida sekira 74mg.

Dalam hal ini dipastikan Mirna menelan sianida jauh lebih banyak dari 74mg. Sebab perhitungan tadi mengasumsikan lambung manusia statis. Padahal ada dinamika dalam lambung manusia. Setidaknya dinamika tersebut adalah seperti berikut:

  1. Sianida dalam lambung akan berkurang sebab diserap darah dan dialirkan keseluruh tubuh.
  2. Kelenjar asam lambung berusaha menstabilkan PH dengan terus menerus memproduksi asam lambung, dengan demikian semakin banyak ion CN- yang berubah bentuk menjadi HCN
  3. Perut menjadi mual, kemudian memuntahkan isi perut, dengan demikian kandungan sianida semakin sedikit

Tentang poin 3 ada kesaksian bahwa ketika Mirna dilarikan ke rumah sakit, mulut Mirna terus menerus memuntahkan cairan. Oleh sebab itu Hani meminta kertas tissu pada Arif (suami Mirna) untuk membersihkan mulut Mirna dari cairan.

Kematian Mirna bukan bunuh diri, ia menelan sedikit saja garam NaCN. Oleh karena adanya asam lambung ion CN- diubah menjadi HCN. Sedang sifat HCN mudah menguap, akibatnya tidak ditemukan Sianida dalam cairan lambung Mirna.

Pada kasus bunuh diri, korban menelan banyak garam sianida NaCN. Dalam hal ini sebagian ion CN- berubah menjadi HCN dan sebagian lain tetap berupa ion CN- yang tidak menguap. (lihat soal 2 terlampir) Karena itu pada kasus bunuh diri terdeteksi sianida dalam jumlah yang banyak di lambung korban.

Sekalipun si Anida tidak ditemukan dalam lambung Mirna, tetapi jejak kejahatan si Anida berupa penjarahan habis-habisan proton terlihat didepan mata.

Kalau anda penganut teori tak ditemukan sianida sebagai "golden evidence", saya akan bertanya siapa gerangan pencuri proton?

Akhirnya terimakasih telah membaca artikel ini!

************

Lampiran Soal Kimia

Misalkan di dalam lambung Mirna terdapat asam lambung HCl sebanyak 150mL dengan PH 2. Ditanyakan:

1. Berapa banyak NaCN yang ditelan Mirna agar PH cairan lambung naik yang semula 2 menjadi 6 dan berapa banyakna ion CN- terlarut, bila diketahui ka = 4,9 x 10^-10?

2. Hitung PH pada lambung Mirna bila ia secara tidak sengaja tertelan NaCN sebanyak 200mg (lethal dose), bila diketahui kb = 2,1 x 10^-5 dan banyaknya ion CN- terlarut?

Jawab soal1:

Terjadi reaksi kimia seperti berikut

H+ + CN- <-------> HCN(aqua)

[H+][CN-] = Ka[HCN]

Karena PH asal 2, maka konsentrasi proton asal [H+] = 0,01, misalnya konsentrasi proton yang "dicuri" X, maka akan berlaku pesamaan

(0,01 - X) x [CN-] = 4,9 x 10^-10 x X

Perubahan konsetrasi ion H+ dari PH 2 = 0,01M menjadi PH 6 = 0,000001M

(0,01 - X) = 0,000001

X = 0,01 - 0,000001 = 0,01, X adalah juga konsentrasi [HCN] = 0,01M

Sekarang konsentrasi ion [CN-] dapat dihitung:

[CN-] = Ka[HCN]/[H+] = 4,9 x 10^-10 x 0,01/10^-6 = 4,9x10^-10/10^-6 = 4,9 x 10 ^-6M

banyaknya garam sianida [ NaCN] = [CN-] + [HCN] = 4,9 x 10^-6 + 0,01 = 0,01M

maka banyaknya Mol garam NaCN sehubungan dengan volume asam lambung Mirna 150mL

0,15x0,01 = 0,0015 Mol

Berat molekur NaCN = 49 (Na=23, C = 12, N=14) , maka banyaknya NaCN 0,0015x 49 = 0,074g = 74mg.

Banyaknya CN- terlarut = 4,9 x 10^-6 x 49 x 0,15 = 0,036mg

Jadi Mirna perlu menelan 74mg NaCN agar PH lambung naik dari 2 menjadi 6 dan sisa NaCN terlarut cuma 0,036mg

Jawab soal2:

Molaritas 200mg NaCN dalam 150mL asam lambung

0,200/(49x0,15) = (0,027M)

Persamaan reaksi Hidrolysis

CN- + H20 <----> HCN(aqua) + OH-

Sehubungan dengan konsentrasi [H+] = 0,01, maka sisa [CN-] = 0,027 - 0,01 = 0,017, maka berlaku persamaan

[CN-]kb = [HCN][OH-]

(0,017 - X)Kb = (0,01 + X)X

(0,017 - X) x 2,1 x 10^-5 = (0,01 + X)X didapatlah X= 3.55 x 10^-5

X adalah konsetrasi ion OH- atau [OH-] = 3.55 x 10^-5

Besarnya POH = -log[OH-] = -log(3.55 x 10^-5) = 4,5 atau PH = 14 - 4,5 = 9,5

banyaknya ion terlarut [CN-] = 0,017 - x = 0,017M atau 0,017x0,150x49 = 125mg

Jadi Mirna setelah menelan 200mg NaCN, PH lambung yang semula 2 akan naik menjadi 9,5 dan terdapat ion terlarut CN-125mg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun