Mohon tunggu...
Sabar HatiAlbanjari
Sabar HatiAlbanjari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di Institut Agama Islam Daar Ulum Asahan-Kisaran

Islamic Religious Education😇👩‍🎓

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ilmu dalam Strategi Insan

27 Januari 2023   22:00 Diperbarui: 27 Januari 2023   22:05 1941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ILMU DALAM STRATEGI INSAN

Dr. Suhardi, S.Pd.I. M.A.

Sabar hati Albanjari (2201020001) dan Nurkhofifa (2201020126)

FITK IAIDU Asahan-Kisaran, Pendidikan Agama Islam

PENDAHULUAN

Ilmu merupakan  sesuatu yang paling penting bagi manusia, sebab dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara cepat dan mudah. Moral Sistem nilai yang di junjung tinggi yang berupa ajaran dan pemahaman pedoman untuk bersikap dan bertindak baik yang di wariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Dengan mengarahkan sikap dan perilaku moral manusia agar menjadi baik sesuai ajaran dan paham yang di anutnya. Etika diperlukan dalam kehidupan karna etika berkaitan dengan perilaku, perbuatan maupun tingkah laku setiap individu.

Dapat dilihat pada manusia yang menunjukkan tanggung jawabnya dengan merawat dan mendidik anaknya sampai dewasa, hal ini tidak menyangkut subjek dari tanggung jawab diri sendiri. Bahwa dengan ilmu adalah pengetahuan yang nyata yang dimiliki dan dikuasai oleh manusia (insani) dan moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan seseorang. Ilmu  merupakan  kumpulan  pengetahuan  sistematis  yang  merupakan produk  dari  aktivitas  penelitian  dengan  metode  ilmiah/sebagai  sistem pengetahuan,  ilmu  mempunyai  obyek  material  dan  obyek  formal. (suryati, at.el., 2014,6 (1):2).

PEMBAHASAN

A.ILMU DAN MORAL DALAM STRATEGI INSAN

1.Ilmu

Ilmu  berasal  dari  bahasa  arab: ‘alima,  ya’lamu,  ‘ilman, dengan  wazanfa’ila, yaf’alu,  fi’lan,  yang  berarti:  mengerti,  memahami  benar-benar.

Dalam  bahasa  Inggris  disebut science; dari  bahasa  latin scienta (pengetahuan) –scire (mengetahui).  Sinonim  yang  paling  dekat  dengan  bahasa Yunani  adalah Episteme. Jadi  pengertian  ilmu  yang  terdapat  dalam  kamus bahasa  Indonesia  adalah  pengetahuan  tentang  suatu  bidang  yang  disusun  secara bersistem   menurut   metode-metode   tertentu,   yang   dapat   digunakan   untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Mulyadhi Kartanegara berpendapat bahwa objek ilmu tidak mesti selalu empiris, karena realitas itu tidak hanya yang empiris bahkan yang tidak empiris lebih luas dan dalam dibandingkan dengan yang empiris. Karena itu, dia memasukkan teologi adalah ilmu, yang sama dengan ilmu-ilmu lainnya. (Suryati, et.al., 2014, 6 (1) : 2-3).

Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan ilmu dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya. (Jujun Suriasumantri 2015 : 5).

Berikut ini macam-macam jenis ilmu:

a.Ilmu praktis, ia tidak hanya sampai kepada hukum umum atau abstraksi, tidak hanya terhenti pada suatu teori, tetapi juga menuju ke dunia kenyataan. Ia mempelajari hubungan sebab-akibat untuk diterapkan dalam alam kenyataan.

b.Ilmu praktis normatif, ia memberi ukuran ukuran (kricemam) dan norma-norma.

c.Ilmu praktis positif, ia memberikan ukuran atau norma yang lebih khusus daripada ilmu praktis normatif. Norma yang dikaji ialah bagaimana membuat satu atau tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai hasil tertentu.

d.Ilmu spekulatif ideografi, yang tujuannya mengkaji kebenaran objek dalam wujud nyata dalam ruang dan waktu tertentu.

e.Ilmu spekularifnomotetis, bertujuan mendapatkan hukum umum atau generalisasi substantif.

f.Ilmu spekulatif teoretis, kemajuan memahami kausalitas. Tujuannya memperoleh kebenaran dari keadaan atau peristiwa tertentu. (Suedi 2016 : 20-21).

2. Moral

Moral berasal dari kata mos (mores) atau kesusilaan, tabiat, kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral. artinya moral adalah pendidikan yang bukan mengajarkan tentang akademik, namun non akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari yang baik. Moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia yang bermoral. Tujuan dan fungsi moral adalah untuk mewujudkan harkat dan martabat kepribadian manusia melalui pengamalan nilai-nilai dan norma. Adapun beberapa tujuan dan fungsi moral adalah untuk menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang dan kemanusiaan. Moral merupakan suatu hukum perilaku yang diterapkan kepada setiap orang. Dengan adanya moral, manusia akan lebih menghormati satu sama lainnya berdasarkan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. Nilai moral dan hukum mempunyai keterkaitan yang sangat erat sekali. Nilai dianggap penting oleh manusia itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan.moralitas di identikkan dengan perbuatan baik dan perbuatan buruk (etika) yang mana cara mengukurannya adalah melalui nilai-nilai yang terkandung dalam perbuatan tersebut.(Hamid Darmadi 2020 : 140).

B.ILMU DAN ETIKA DALAM STRATEGI INSAN

1.Ilmu

Ilmu menurut KBBI adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan. (Dendy Sugono, 2008:574).

Adapun Sifat-sifat Ilmu sebagai berikut :

a.Rasional: proses pemikiran yang berlangsung dalam ilmu itu harus dan hanya tunduk pada hukum-hukum logika.

b.Empiris: kesimpulan yang didapatnya harus dapat ditundukkan pada verifikasi pancaindra manusia.

c.Sistematis: fakta yang relevan itu harus disusun dalam suatu kebulatan yang konsisten.

d.Umum: harus dapat dipelajari oleh setiap orang, tidak bersifat esoterik.

e.Akumulatif: kebenaran yang diperoleh selalu dapat dijadikan dasar untuk memperoleh kebenaran yang baru.(Suedi, 2016 : 132).

2.Etika

Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos, ethos yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, tempat yang baik. Ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang baik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.Etika adalah bagian filsafat yang mengajarkan tentang keluhuran budi (baik buruk). ( RafselTas’adi, et.al., 2014, 17 (2):191).

Etika merupakan cabang filsafat yang membahas nilai dan norma, moral yang mengatur interaksi perilaku manusia baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Dalam pemahaman ini, etika yang digunakan sebagai landasan pijakan manusia dalam perilakunya dapat diklasifikasikan dengan beberapa penafsiran sebagai refleksi kritis dan refleksi aplikatif. Secara sederhana etika dapat didefinisikan sebagai berikut:

a.Ilmu tentang filsafat moral, yaitu mengenai nilai

b.Imu tentang tingkah laku

c.Ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang benar.

Adapun perilaku dalam etika antara lain:

a.Pertanggungjawaban (reponsibility)

b.Pengabdian (dedication)

c.Kesetiaan (loyalitas)

d.Kepekaan (sensitivity)

e.Persamaan (equality)

f.Kepantasan (equity). (Suhardi dkk, 2021 : 72-75).

Ilmu etika agama membicarakan baik dan buruk yang bertujuan untuk mendapatkan kebaikan ilmu bertujuan mendapatkan pengetahuan yang baik sedangkan etika atau agama agar dapat menerapkan perbuatan yang baik dan mencegah yang buruk dalam etika dan 18 Asas Moral yang terkandung di dalamnya ada membicarakan taraf hidup manusia dan memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia dan kelestarian atau keseimbangan alam maka ilmu fatahi dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dan meningkatkan taraf hidup manusia. (Suhardi dkk, 2020 : 125-126).

C.TANGGUNG JAWAB ILMUWAN DALAM STRATEGI INSAN

Tanggung jawab seorang ilmuwan menyangkut tanggung jawab moral segi profesional dan segi moral. atau dimaksudkan dengan tanggung jawab segi profesional adalah dalam kaitan epistemologi, mencakup asas kebenaran, kejujuran, tanpa kepentingan langsung, menyandarkan kepada kekuatan argumentasi, rasional, objektif, kritis, terbuka, pragmatis, dan netral dari nilai-nilai yang bersifat dogmatis dalam menafsirkan hakikat realitas. ( Kamrani Buseri, et.al., 2014, 13 (2):236).

1.Tanggung Jawab Sosial

Tanggung jawab sosial ilmuwan adalah suatu kewajiban seorang ilmuwan untuk mengetahui masalah sosial dan cara penyelesaian permasalahan sosial. Beberapa bentuk tanggung jawab sosial ilmuwan, yaitu:

a.Seorang ilmuwan harus mampu mengidentifikasi kemungkinan permasalahan sosial yang akan berkembang berdasarkan permalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat.

b.Seorang ilmuwan harus mampu bekerjasama dengan masyarakat yang mana di masyarakat tersebut sering terjadi permasalahan sosial sehingga ilmuwan tersebut mampu merumuskan jalan keluar dari permasalahan sosial tersebut.

c.Seorang ilmuwan harus mampu menjadi media dalam rangka penyelesaian permasalahan sosial dimasyarakat yang mana masyarakat Indonesia yang terdiri atas keanekaragaman ras, agama, etnis dan kebudayaan sehingga berpotensi besar untuk timbulnya suatu konflik. Membantu pemerintah untuk menemukan cara dalam rangka mempercepat proses integrasi sosial budaya yang mana integrasi tersebut bertujuan untuk mempererat tali kesatuan antara masyarakat Indonesia. Hal ini juga bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik.

2.Tanggung Jawab Moral

Tanggung jawab moral tidak dapat dilepaskan dari karakter internal dari ilmuwan itu sendiri sebagi seorang manusia, ilmuwan hendaknya memiliki moral yang baik sehingga pilihannya ketika memilih pengembangan dan pemilihan alternatif, mengimplementasikan keputusan, serta pengawasan dan evaluasi dilakukan atas kepentingan orang banyak, bukan untuk kepentingan pribadinya atau kepentingan sesaat.

3.Tanggung Jawab Etika

Tanggung jawab yang berkaitan dengan etika meliputi etika kerja seorang ilmuwan yang berkaitan dengan nilai-nilai dan norma-norma moral (pedoman, aturan, standar atau ukuran, baik yang tertulis maupun tidak tertulis) yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, kumpulan asas atau nilai moral (Kode Etik) dan ilmu tentang perihal yang baik dan yang buruk.

Mengenai kode etik, hal yang harus dipenuhi oleh ilmuan adalah:

a.Melahirkan karya orisinal, bukan jiplakan.

b.Menjunjung tinggi posisinya sebagai orang terpelajar, menjaga kebenaran dan manfaat, serta makna informasi yang disebarkan sehingga tidak menyesatkan.

c.Menulis secara cermat, teliti, dan tepat.

d.Bertanggung jawab secara akademis atas tulisannya. Memberi manfaat kepada masyarakat pengguna.

e.Menjunjung tinggi hak, pendapat, atau temuan orang lain.

f.Menyadari sepenuhnya bahwa tiga pelanggaran kode etik berakibat pada hilangnya integritas penulis jika melakukannya.

g.Secara moral cacat, apalagi dilihat dari kacamata agama. Nilai keagamaan mencela pelanggaran sebagai bagian dari ketidakjujuran, pencurian, ataumengambil kepunyaan orang lain tanpa hak.(Suedi, 2016 : 136-137).

Manusia adalah makhluk yang harus bertanggung jawab. Tanggung jawab artinya adalah makhluk yang manusia harus melakukan tugas atau memenuhi suatu kewajiban, serta memikul akibat suatu tindakan dari keputusan dan pilihannya sendiri. Tidak ada manusia yang tidak memiliki tanggung jawab. Adanya tanggung jawab ini harus membuka mata kita terhadap realitas hidup yang nyata dan faktual. tanpa mengerti arti tanggung jawab, manusia tidak menjadi manusia seperti yang Allah rancang dan kehendaki. Tanggung jawab inilah yang membuat manusia menjadi makhluk yang bermartabat tinggi. Allah tidak akan memercayakan pelayanan pekerjaan-Nya yang besar dan kudus kepada manusia yang tidak memiliki tanggung jawab. Orang yang tidak bertanggung jawab tidak mungkin dapat masuk surga, sebab orang yang tidak bertanggung jawab menyangkali kemanusiaan nya, dan orang yang menyangkali nya pasti yang menyangkali keberadaan Allah sebagai sesembahan. (Erastus Sabdono, 2020 : 6-7).

D.Etika dan Moral Ilmuwan dalam Strategi Insan

Kata Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno. Kata Yunani Ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti tempat tinggal, yang biasa, padang rumput kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak (taetha) sartinya adalah adat kebiasaan. (K.Bertness, 2004 : 6).

Etika dan moral sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit Perbedaan. Moral atau moralitas dipakainya untuk perbuatan yang sedang dinilai, Sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada. (Suedi, 2016 : 130).

Hidup dan kehidupan di dunia senantiasa dihadapkan dengan berbagai masalah dan tantangan. Baik yang berkaitan dengan masyarakat, seperti kemiskinan, kekerasan, dan premanisme, maupun berkaitan dengan alam, seperti gempa, tsunami, gunung meletus, dan lain-lain. Untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya, masyarakat menggantungkan harapannya pada seorang ilmuwan. Persisnya ilmuan dituntut meneliti untuk mengetahui penyebab dan upaya jalan keluarnya. Dalam menemukan penyebab dan upaya jalan keluarnya, tidak semudah membalik telapak tangan. Di sinilah berperannya sikap ilmiah seorang ilmuwan atau peneliti, sehingga dengan sikap ilmiah yang dimilikinya tersebut diperoleh suatu ilmu pengetahuan untuk digunakan bagi kepentingan kemanusiaan.( Ardial, 2022 : 27)

Peran dan fungsi dari ilmuan

a. Sebagai intelektual

b. Sebagai ilmuwan

c. Sebagai teknikus. (Suedi, 2016: 140).

KESIMPULAN

A.ILMU DAN MORAL DALAM STRATEGI INSAN

Ilmu dan moral sangat erat dan setiap manusia untuk menyelidiki,menemukan, dan meningkatkan pemahaman dari segi yang berpedoman pada ajaran agama dan pemahaman ideologi dalam melaukan sikap dan tindakan.

B.ILMU DAN ETIKA DALAM STRATEGI INSAN

Ilmu adalah sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka, dan kumulatif (bersusun timbun).Etika merupakan cabang filsafat yang membahas nilai dan norma, moral yang mengatur interaksi perilaku manusia baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.

C.TANGGUNG JAWAB ILMUWAN DALAM STRATEGI INSAN

Tanggung jawab seorang ilmuwan menyangkut tanggung jawab moral segi profesional dan segi moral. Atau dimaksudkan dengan tanggung jawab segi profesional adalah dalam kaitan epistemologi, mencakup asas kebenaran, kejujuran, tanpa kepentingan langsung, menyandarkan kepada kekuatan argumentasi, rasional, objektif, kritis, terbuka, pragmatis, dan netral dari nilai-nilai yang bersifat dogmatis dalam menafsirkan hakikat realitas.

D.ETIKA DAN MORAL ILMUWAN DALAM STRATEGI INSAN

Etika ilmuan mengandaikan adanya tatanan nilai-nilai kebaikan (etis) dalam keilmuan, baik dalam mengusahakan ilmu maupun dalam menerapkan ilmu bagi kepentingan manusia. Moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun