Mohon tunggu...
Satto Raji
Satto Raji Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Freelance Worker for Photography, Content Writer, Sosial Media,

Belajar Untuk Menulis dan Menulis Untuk Belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Musik Kedai Pinggiran

10 Maret 2020   21:17 Diperbarui: 10 Maret 2020   21:17 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baahh nama band yang aneh untuk anak-anak seusia mereka yang biasanya senang dengan nama kebarat-baratan, tapi mereka gak peduli. Menurut mereka, apapun genrenya sebuah nada harus tetap mengalun agar hidup ini tidak hampa.

"Kaya nama group Qosidah" Ujar Om Joko sambil terkekeh, saat Amin, Jodi dan Wisnu memperkenalkan nama bandnya. Dan sekali lagi mereka tak peduli.

Jodi, sang drummer adalah salah satu personil yang paling berbakat diantara mereka. Bisa memainkan semua alat musik dengan baik. Dia pun menjadi drummer di Alunan Nada karena diantara yang lain, tidak ada yang bisa memainkan alat tabuh itu.

Jodi memang punya darah seni, orangtuanya punya beberapa alat musik dirumah, bahkan drum pearl yang ada di kedai om Joko adalah hibah dari keluarganya. Orang tua Jodi tidak mau membuat tetangga terganggu kalau Jodi sedang latihan dirumah. Jadi agar lebih bermanfaat, drum tua itu akhirnya ditaruh di Kedai Om Joko.

Lalu ada Wisnu, bassist yang paling rasional dan punya banyak ide kreatif, mulai dari pembagian tugas saat tampil, tema saat manggung bahkan menentukan lagu apa saja yang dibawakan. Ide awal mini festival Musik Kedai Pinggiran juga ide dari Wisnu, yang disampaikan ke Om Joko melalui Amin sebagai juru bicara.

Amin, Gitarist dan lead vokal. Skill main gitarnya biasa saja, jarinya tidak lincah saat memainkan melodi, lebih banyak memainkan rityhm dan fokus bernyayi. Beruntung suaranya cukup unik, bisa menyayikan lagu-lagu manis, tapi kalau dibutuhkan menyanyikan lagu dengan karakter suara serak juga bisa. Perpaduan antara Marcell dan Virza.

Kelebihan Amin diluar non teknis adalah, tinggi 180cm, gayanya selalu trendy dengan kulitnya yang bersih membuat semua wanita langsung terarah kepanggung dan terkagum-kagum. Nggak peduli walau saat manggung beberapa kali Amin pernah salah kunci atau fals salah ambil nada, para wanita itu tetap tergila-gila. Amin ibarat magnet diantara kumpulan bahan metal dan setiap band harus punya hal itu.

Wisnu pula yang memberikan kepercayaan diri Amin, agar selalu atraktif dan banyak omong di atas panggung menutupi kekurangannya. Gak peduli skill main gitarnya pas-pasan sampai pitch control yang suka meleset, yang penting dalam sebuah band harus kompak, kapan mulai, kapan berhenti.

"Kalau Cuma satu-dua kunci penonton nggak bakalan nyadar, asal langsung bisa ngikutin lagi" Ujar Wisnu.

Jadilah 9 Maret 2015, kedai Om Joko menggelar mini Festival Musik Kedai Pinggiran untuk pertama kalinya. Dan ternyata tidak meleset dari perkiraan, ide kreatif Wisnu memang luar biasa.

Semua band yang manggung hari itu happy main di Kedai Om Joko, membawa massanya masing-masing. Minimal membawa 5 orang dan mereka tetap berada di lokasi sampai kedai tutup jam 21.00.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun