Lelaki tua Ayah Is geregetan. Ia mengambil ancang-ancang. Dengan sekuat tenaga sisa hari itu, ia menendang sekarung senja yang aku bawa. Kami berdua hanya bisa bergeming memandang. Karung berguling-guling menjauhi kami. Percikan kuning keemasan menari mengikuti gerakan karung di atas batu-batu kerikil pelataran rumah.
“Senja keparaaaaaat………!!” teriak Lelaki tua Ayah Is.
Terinspirasi dari seorang perempuan yang biasa dipanggil "is", juga dari cerpen-cerpen tentang senja karya Seno Gumira Ajidarma
Bumi Cahyana, 28 Juni 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H