Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jemuran Nona Noni

8 Januari 2016   16:28 Diperbarui: 10 Januari 2016   04:43 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepasang pemilik kontrakan itu mengiyakan.

Kini, tiap laki-laki yang punya niat melihat daleman Nona Noni kecewa. Tak ada jemuran. Tak ada yang dikhayalkan. Mereka geregetan, penasaran dan meradang.

Pak RT mendatangi Haji Sanusi. “Pak Haji, tentang Nona Noni, nih. Bagaimana caranya, biar urusan rumah tangga warga bisa direda.”

“Wah, Pak RT. Woles, nyantai saja. Urusan ini selesai dengan sendirinya!”

“Maksud Pak Haji…”

Haji Sanusi berucap lirih, menjelaskan keadaan kontrakan terkini. “O, ya sudah. Kebeneran banget.”

“Jadi seperti pegadaian. Memecahkan masalah tanpa masalah!” lanjut Pak RT. Keduanya pun tertawa.

Kepindahan Nona Noni akhirnya menyeruak. Kekecewaan para lelaki menggumpal sesaat. Kemudian realistis. Tapi hatinya lemas. Sementara, para ibu berbunga-bunga. Sesuka-sukanya, mereka seakan kembali menjadi bidadari dalam rumah tangga, setelah sekian waktu terpinggirkan semenjak kehadiran Nona Noni di kontrakan Haji sanusi.

Diam-diam ada yang merasa beruntung. Siapa? Ya, empat orang yang telah mencuri pakaian dalam Nona Noni. Mereka menyimpan. Membungkusnya dengan penuh hikmat.

Mereka menaruh harapan yang besar. “Hanya dengan itu, harapan Bapak-bapak akan tercapai.” Pria tua berjanggut panjang putih, berpakaian serba hitam memberikan syarat bagi keempat tamunya pada suatu malam. Mereka warga RT, yang karena keinginan memperbaiki keturunan: agar punya cucu cantik, terkenal, sering muncul di televisi bak selebriti, secara berombongan mendatangi seorang paranormal.

“Ambilah sembunyi-sembunyi pakaian dalam perempuan yang kecantikannya mengagumkan. Kemudian simpan di sekitar kamar. Usahakan agar selalu wangi.” Begitu syarat dari paranormal tadi. Dan mereka mengikuti petunjuk itu dengan kemantapan diri.

 

 

_______ Bumi Cahyana, 7 Januari 2016

 

gambar: newyorker.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun