Mohon tunggu...
Sarwo Prasojo
Sarwo Prasojo Mohon Tunggu... Angin-anginan -

Suka motret, tulas-tulis dan ini itu. Dan yang pasti suka Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sajadah Coklat Tua

21 Desember 2015   17:18 Diperbarui: 21 Desember 2015   17:18 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kamu tahu mBah Rubini?” Dan Aiman mengangguk. “Dia, bulan kemarin ke Jakarta bareng anaknya berkereta. Satu minggu kemudian, ia pulang, tapi naik ambulan.”

“Kayaknya, naik ambulan itu nggak enak ya, Aiman.”

Aiman hanya menyunggingkan senyum mendengar perkataan itu.

Selepas pukul tiga sore mobil keluar dari halaman rumah berangkat ke Jakarta. Ibu melambaikan tangan, kemudian masuk rumah setelah mobil anaknya hilang dari jangkauan tatapan matanya.

Dua puluh menit sudah perjalanan. Mendadak Aiman meminggirkan mobil.  Berhenti.

“Ada yang ketinggalan!”

“Apa?” tanya lelaki yang di sampingnya.

“Sajadah. Ibu meminta satu sajadahnya di bawa!”

“Telpon saja Mbak Juni, biar dipaketkan”

“Tidak.” Ia melihat kaca spion sambil memutar kemudi ke arah kanan. “Saya ambil saja. Akan beda rasa di hati Ibu kalau langsung saya bawa sekarang.”

Ia sudah memutuskan untuk tidak terbebani dengan harapan ibunya. Yang sempat membuat wajahnya pias: gabungan terkejut, takjub dan takut.   Ia memilih membuat ibunya senang. Maka ia mau membawa sajadah itu ke Jakarta. Itu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun