Mama bangkit berdiri meninggalkan tempat tidurku lalu menuju tempat itu.
Kulihat Mama berjalan mendekati jendela dan melewati orang itu. Orang berwajah mengerikan yang sedang berjongkok sambil terus memandangiku.
Aku takut dia akan melukai Mama. Aku bermaksud berteriak memperingatkan Mama …. ketika kulihat Mama menabrak orang itu. Tidak, Mama melewatinya. Bukan! Mama menembus tubuh orang itu! Ternyata orang itu tidak memiliki fisik yang padat. Jelas sudah sekarang. Dia bukan manusia. Dia makhluk halus!
Aku tertegun melihat Mama berputar-putar di tempat itu.
“Di mana Ben? Tidak ada apa-apa di sini,” kata Mama.
Aku mengangguk lesu. Hanya aku yang bisa melihatnya.
“Mungkin kamu kebanyakan nonton film kartun atau bermain game,” kata Mama lagi.
Aku kembali mengangguk. Sepertinya percuma memberi tahu Mama.
“Ya, sudah. Kamu tidur saja, ya, Sayang. Besok harus bangun pagi, siap-siap untuk sekolah.” Mama mengecup keningku.
“Selamat tidur,” kata Mam.
“Good nite, Mom,” balasku. Aku memang terkadang berbicara dalam bahasa Inggris kepada kedua orangtuaku. Mereka berharap aku bisa sering-sering menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa percakapan di rumah. Fasih berbahasa asing itu penting, demikian yang dikatakan mereka.