Mohon tunggu...
S Widjaja
S Widjaja Mohon Tunggu... lainnya -

Sharing ideas through writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Misteri 2 Sahabat

18 Januari 2016   14:59 Diperbarui: 18 Januari 2016   14:59 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tertutup dan terkunci."][/caption]

Di mana ini? Gelap sekali!

Sisy berusaha menajamkan penglihatannya. Ruangan ini sempit sekali. Dia terkejut ketika kepalanya tersentuh sesuatu. Seperti kain!

Pakaian? Aku di mana?

Sisy menguatkan dirinya. Samar-samar dia melihat banyak baju tergantung di atasnya. Baju-baju yang sudah usang dan berdebu. Dia mendapati dirinya sedang dalam keadaan terduduk.

Sepertinya ini di dalam lemari? Tempat itu memang lemari pakaian. Sisy berada di dalam lemari pakaian itu.

Ah, aku tidak bisa bergerak.

Sisy baru menyadari kalau dia dalam posisi terduduk dengan pergelangan tangan terikat. Begitu juga bagian pergelangan kakinya. Posisi kakinya setengah terjulur ke depan dengan lutut menekuk.

Dia mendorong kakinya sedikit ke depan. Bisa! Sisy juga baru menyadari kalau mulutnya tidak disekap. Dia bebas membuka mulutnya! Dia bisa berteriak meminta tolong!

Tiba-tiba Sisy mendengar sesuatu. Ada orang! Dia ingin berteriak memberitahu orang tersebut sekaligus meminta pertolongan.

Tetapi tidak jadi. Sisy takut. Dia tidak mengerti mengapa dia berada di dalam lemari dan dalam keadaan terikat pula. Bagaimana jika orang di luar itu adalah penjahat yang mengurungnya?

Sisy memutuskan untuk berdiam diri. Biarlah mereka mengira aku sedang pingsan. Sementara itu dia terus menajamkan pendengarannya.

Pada waktu yang bersamaan, Irma sedang mencari-cari sahabatnya. Dia kehilangan Sisy. Sekarang Irma sudah berada di ruangan di mana lemari itu berada. Lemari tempat Sisy terkurung.

“Sisy?” Irma memanggil dengan sedikit berbisik. Ruangan itu tidak memiliki penerangan. Tidak ada lampu dan listrik. Irma hanya mengandalkan cahaya matahari yang menerobos dari sela-sela daun jendela yang tertutup.

Sisy terkejut mendengar suara Irma. Saking kagetnya tanpa sengaja dia mendorong kakinya ke depan hingga membentur dinding bagian dalam lemari.

“GUBRAK!”

Irma mendengar suara benturan itu.

Ada seseorang di dalam lemari! Irma bergerak mendekati lemari itu.

“Sisy?” panggilnya lagi – masih dengan suara perlahan.

Di dalam lemari, Sisy yang merasa lega karena Irma telah ada di dekatnya, berteriak-teriak memanggil sahabatnya itu.

“Irma! Irma! Tolongin aku!” teriaknya sambil menghentak-hentakkan kakinya ke dasar lemari dan menyorongkannya ke depan hingga kedua kakinya mengenai sisi samping bagian dalam lemari.

Irma yang mendengar suara ribut itu menjadi ketakutan tetapi dia terus mendekati lemari.

Lemari bergoyang-goyang sedikit karena dihentak-hentakkan dari dalam. Tidak terdengar suara teriakan Sisy.

“Sisy?” tanyanya. “Sisy? Kamu di dalam situ?”

Sisy berteriak menjawab,”Iya, Irma, aku di sini! Tolongin aku cepetan!”

Irma ragu-ragu tetapi dia tetap bergegas membuka pintu lemari itu. Lemari itu terkunci tetapi anak kuncinya ada di lubang kunci lemari itu.

Irma memutar anak kuncinya. Pintu lemari pun terbuka.

Sisy memandang Irma.

“Ya, Tuhan, terima kasih. Irma, cepet bukain ikatan ini!”

Irma memandang dengan tatapan kosong. Dia sepertinya tidak melihat Sisy.

Sisy bingung.

Irma malah menyibak satu per satu baju-baju yang tergantung di dalam lemari itu.

“Sisy?” tanya Irma lagi sambil terus menyibakkan baju-baju itu.

“Irma? Aku di sini, Irma. Aku di sini.” Sisy mulai menangis.

Irma terdiam. Dia tampak bingung. Dia melihat ke dalam lemari. Matanya bertemu dengan mata Sisy.

Sisy melihat Irma. Tatapan matanya kosong. Dia tahu Irma tidak bisa melihatnya. Sisy hanya bisa menangis.

Irma berdiri bengong memandangi pakaian-pakaian yang tergantung di hadapannya.

Tiba-tiba Sisy melihat sesuatu.

Sesuatu di belakang Irma. Sosok itu bergerak mendekati Irma, perlahan namun semakin mendekat.

“IRMA!” teriaknya memperingati sahabatnya itu.

Rupanya Irma memang tidak bisa mendengar suara Sisy atau pun melihatnya.

Sesuatu di belakang Irma terlihat seperti sosok hantu perempuan.

Sisy ingat akan sosok itu. Sosok hantu itulah yang selama ini membuat mereka berdua ketakutan. Sisy dan Irma mengunjungi rumah tua ini dalam rangka survei lokasi. Mereka berdua adalah agen properti yang bermaksud mengiklankan rumah tua ini. Dalam survei tersebut mereka malah bertemu sosok mengerikan yang kemudian memburu mereka. Saat itulah Sisy terpisah dari Irma dan selanjutnya dia tidak ingat apa-apa lagi.

Kini sosok yang menakutkan itu muncul lagi. Kali ini di belakang Irma!

Hantu itu menyeringai sambil mengangkat kedua tangannya. Wajahnya putih pucat dengan mata besar dan mulut membuka memperlihatkan gigi-gigi taringnya.

“Irma! Di belakangmu! Ada hantu di belakangmu!” Sisy terus berteriak-teriak. Sekalipun ia menyadari tindakannya itu sepertinya sia-sia.

Irma masih berdiri tertegun.

Sisy akhirnya menghentak-hentakkan kakinya lagi – mencoba memberi tahu Irma.

“DUK! DUK! DUK!”

Irma terkejut mendengar bunyi kaki dihentak-hentakkan di lemari itu.

Sementara sosok hantu itu berjalan semakin mendekatinya.

Irma malah bergerak mundur sambil memandang bingung ke arah lemari yang berbunyi itu. Jarak antara dia dan hantu itu semakin menyempit.

Sementara tangan si hantu perlahan-lahan mulai mencapai leher Irma. Tangan yang tampak pucat dengan kuku-kuku yang panjang.

Sisy yang melihat kejadian itu hanya bisa berteriak histeris sambil menangis.

“IRMAAAAAAA!”

 

TAMAT

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun