Hantu itu menyeringai sambil mengangkat kedua tangannya. Wajahnya putih pucat dengan mata besar dan mulut membuka memperlihatkan gigi-gigi taringnya.
“Irma! Di belakangmu! Ada hantu di belakangmu!” Sisy terus berteriak-teriak. Sekalipun ia menyadari tindakannya itu sepertinya sia-sia.
Irma masih berdiri tertegun.
Sisy akhirnya menghentak-hentakkan kakinya lagi – mencoba memberi tahu Irma.
“DUK! DUK! DUK!”
Irma terkejut mendengar bunyi kaki dihentak-hentakkan di lemari itu.
Sementara sosok hantu itu berjalan semakin mendekatinya.
Irma malah bergerak mundur sambil memandang bingung ke arah lemari yang berbunyi itu. Jarak antara dia dan hantu itu semakin menyempit.
Sementara tangan si hantu perlahan-lahan mulai mencapai leher Irma. Tangan yang tampak pucat dengan kuku-kuku yang panjang.
Sisy yang melihat kejadian itu hanya bisa berteriak histeris sambil menangis.
“IRMAAAAAAA!”