Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Terungkap! Inilah Cerita Wahyu Setiaji, Sang Ketua Partai Terlarang Itu

8 Juni 2016   03:13 Diperbarui: 8 Juni 2016   15:07 28661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari sudah terlena dalam lelapnya sejak lama, Adzan magrib tanda berbuka puasa pun sudah tuntas melaksanakan tugasnya di hari itu, membimbing para kawula muslim untuk menuntaskan segala nafsunya yang terkekang di bulan yang suci, termasuk nafsu berahi yang baru saja tuntas di selesaikan oleh pasangan suami istri, di rumah petak yang sempit di kawasan Jl Kramat.

“….Nah, gitu tho dek, kamu kok tambah lama tambah ciamik tho ya..seneng aku”

“Ihiiikk..ihiikk..mas’e itu lho, aku kan tahu, makanya aku rajin yoga”

“Siapa itu yoga?”

“Jangan cemburu, itu lho mas, senam yang mlentang-mlenting itu, makjos tho hasilnya mas ku?” Ujar sang istri dengan genit.

“Hooh dek…hufft, mantab” 

Seusai menuntaskan hasrat terakhirnya, lelaki yang di panggil mas’e tersebut kemudian memiringkan badannya kesamping, menurunkan sarungnya dan mengambil sebatang kretek.

Suasana hening, lelaki tersebut tampak kelelahan, namun pikirannya masih melayang-layang, matanya menatap jauh ke kaca rias istrinya, di sudut atasnya tertempel stiker berwarna merah dengan hiasan namanya disana, Wahyu Setiaji, Ketua.

Kret, kret, terdengar istrinya mendekat. Sebagai istri yang tanggap sasmita dan lemah lembut, tentu ia sangat tahu bagaimana men-servis suaminya, bukan hanya dalam hal ranjang tapi juga dalam hal berbagi pikiran. Di julurkannya tangan putih mulus itu ke atas tangan Wahyu, yang kasar dan berurat tak jelas dengan maksud menenangkan.

Mas’e kenapa, kok kayak banyak pikiran ya?”

“Hmm..enggak, biasalah dek, masalah partai..”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun