“Ya diganti aja mas, Partai Persatuan Pedagang Kaki lima Indonesia, PPKLI, gitu kan bisa tho mas’e. Pokoknya jangan PKI, itu sudah dilarang, bahaya mas’e, bahaya!” Tukas sang istri, sewot.
Wahyu terdiam, ada benar omongan istrinya barusan. Kembali dia menyetel kreteknya. Sasana kembali hening.
“Kamu betul juga dek, supaya maju, kita harus ikuti aturan yo” Ujar Wahyu tenang, asap kretek dihembuskan perlahan.
“Lha itu ngerti”
“Iya, yawes, besok tak ganti nama saja. PPKLI, Partai Persatuan Pedagang Kaki Lima Indonesia..Wah, jos tenan ide mu dek..jos mantap!! besok segera aku ketemu temen-temen, partai kita diganti, PPKLI!!” Pekik Wahyu di hening malam itu.
“Lha iya tho, kan enak mas’e”
“Ahhh dek, kamu memang pinter”
“Ihiiik..ihiiiikk..iya tho, ndak rugi tho mas’e ngawinin aku dulu..ihiiik”
“Ihiik..iya dek, semoga tambah maju pedagang-pedagang kayak kita ya..hihihi..eh dek, lanjut lagi yuk”
“Hayuk mas’e..adek juga udah gak tahan..”
Mereka pun kembali tenggelam dalam aktifitas di balik selimut.