Posisi tubuhnya lebih tegap, kakinya lebih kokoh tak seperti panglima yang Cipto kenal, Panglima kemudian melepas blangkonnya dan betapa kagetnya Cipto ketika tahu pria didepannya bukanlah Panglima yang ia maksud.
"Kau..Letnan Heru Kesser?"
"Dasar pengkhianat, pantas Belanda selalu tahu posisi panglima walaupun di pelosok Gunung dan adanya pasukan liar di Kediri yang tahu banyak informasi, ternyata kau" ujar Heru Kesser yang menyamar menjadi Panglima Sudirman.
Letnan Heru Kesser melepas mantel khas Sudirman dan mengambil pistol kecil jarak pendek dari selipan pinggannya. Tanpa omongan lagi ditariknya pelatuk pistol tepat di pelipis kiri Cipto.
Â
***
Â
Malam tahun baru,
Â
Di tempat lain, 16 kilometer di sebelah utara desa Karangnongko, seorang pemuda termangu di depan pintu rumah sederhana. Dibelakangnya beberapa pasukan berwajah letih duduk mengaso dan diantaranya terdapat seorang bertubuh kurus memakai blangkon hitam dengan keris bergagang gading warna kuning diselipan celana, yang oleh yang lain dipanggil dengan Pak Kyai.
Pemuda tersebut membaca tulisan di atas pintu rumah