Tiba-tiba Zaburo berteriak, setelahnya dia berkata, "Kau tidak tahu ya, kalau Rosemary dan teman-temannya sempat ingin menumbalkan diriku kepada musuh yang ada di medan pertempuran," katanya. "Saat itu aku diajak olehnya untuk ikut di medan pertempuran karena melihat potensi diriku bisa mengalahkan musuh yang hebat. Namun, siapa sangka ternyata dia ingin menyerahkanku kepada pihak musuh. Aku memberontak dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarku. Mereka semua bermuka dua, para pengkhianat. Lalu pergi begitu saja meninggalkan medan pertempuran. Suatu hari aku merencanakan untuk menyerang kerajaannya dengan berpura-pura menjadi anak siluman banteng yang terluka. Aku dibawa oleh Rosemary dan selama itu aku bersandiwara di depannya. Semuanya hampir sempurna sebelum para prajurit kerajaan cukup pintar untuk mengetahui niat asliku. Aku memutuskan untuk kabur dan di saat itulah aku bertemu dengan Zack dan Kir yang bernasib sama denganku. Dan seperti inilah sekarang, aku mendapatkan kekuatan para peri yang sempat ingin menumbalkan dan membuangku begitu saja. Rasakan karma yang telah kalian perbuat di masa lalu!"
Violet membulatkan matanya, terkejut dengan fakta yang baru ia dengar secara langsung. Ocha dan Darwis yang mendengar seraya bertarung, ikut terkejut mendengarnya. "Tapi, setidaknya Yang Mulia ingin menebus kesalahannya kepadamu, Zaburo," ucap Violet sambil mengepalkan tangannya. "Kembalikan kekuatan para peri yang telah kau tangkap, sekarang juga!"
Sebagai tanggapan, Zaburo menyerang Violet yang berarti tanda menolak. Pertarungan dilanjutkan kembali. Posisi Ocha, Darwis dan Violet yang semula diuntungkan kini tidak lagi. Keadaan mereka makin terdesak. Di saat itulah, Darwis punya ide untuk mengambil kristal yang ada di dahi Zaburo. Mereka berdiskusi sebentar dan segera melaksanakan rencana tersebut dengan taktik pengalihan. Violet melawan Zack, Darwis melawan Kir dan Ocha yang melawan Zaburo. Dan taktik itu berhasil.
Zack tumbang karena ultimate dari Violet, begitu juga Kir yang selalu diberi gerakan tipuan dari Darwis. Mereka berdua dipenjara dan dikurung menggunakan kekuatan Violet dengan dikurung di jeruji sel seraya kaki mereka diikat oleh tali berwarna emas. Tersisa Ocha dan Zaburo yang sama-sama tidak mau kalah dalam duel yang sedang berlangsung. Saat Zaburo lengah karena lelah, hal itu dimanfaatkan oleh Ocha yang memanjat tubuh Zaburo dan menghancurkan kristal yang ada di dahinya dengan cara dipukul secara bertubi-tubi hingga kristal itu hancur menjadi berkeping-keping.
Ocha dilempar oleh Zaburo hingga terpelanting sejauh dua meter dari tempat semula dan dibuat pingsan. Memang, Zaburo berubah menjadi seperti sedia kala dan lemah karena semua kekuatan peri yang ada di dalam tubuhnya perlahan mulai melepaskan diri dari belenggunya, namun dia masih punya kekuatan cadangan untuk membunuh Ocha. Sebelum dirinya tidak sadarkan diri, tiga buah tombak besi yang memiliki ujung yang runcing dilesatkan untuk gadis yang sudah membuatnya geram. Menyadari bahaya yang akan menimpa adiknya, Darwis segera berlari menuju tempat Ocha berada dan dia menjadi tameng adiknya. Seketika tiga buah tombak tadi menancap di tubuhnya, bukan Ocha maupun Violet.
Percikan darah mengenai wajah Ocha dan membuatnya terbangun. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri ketika kakaknya telah tertancap tiga buah tombak dan bersimbah darah di hadapannya. Darwis menoleh ke belakang dan sempat tersenyum kepada adiknya walau mulutnya juga mengeluarkan darah sebelum akhirnya dia tumbang di depan Ocha. Tergeletak dengan darah segar yang masih mengucur.
Karena tidak tahan lagi melihat pemandangan mengerikan yang ada di depannya, dia pun berteriak dengan keras. "KAKAK!!!"
                                                              ~~~~~
Saat ini, para peri yang ditangkap sudah mendapatkan kekuatannya kembali dan mereka kembali bebas, merasa senang akan hal itu. Zaburo juga sudah ditahan bersama dua rekannya di balik jeruji besi sehingga mereka bisa tenang untuk sementara waktu. Akan tetapi, lain halnya dengan Ocha yang sedang menangis di samping tubuh kakaknya yang terbujur kaku. Tiga tombak tadi telah diambil olehnya dan juga Violet. Di bantu Daisy yang merupakan peri medis dan bisa melakukan kekuatan penyembuhan kepada Darwis hingga seluruh material tombak yang terisisa bisa terangkat dari tubuhnya, namun anehnya dia tidak segera membuka mata. Mereka semua turut bersedih dengan keadaan yang menimpa kakak beradik itu.
Ocha mengguncang tubuh Darwis. "Kakak, ayo bangun! Kakak 'kan sudah diobati sama Nona Daisy. Ayo bangun Kak! Jangan bercanda seperti ini, ih, aku nggak suka!" pintanya sambil terisak. "Aku belum siap ditinggal kakak, aku belum siap merasakan yang namanya kesepian! Padahal kita sudah janji mau jalan-jalan ke luar negeri tahun depan lho, masa aku harus ke sana sendirian tanpa kakak?! Ayolah, Kak Darwis, bangun cepetan!"
Tidak ada respon, tangis Ocha semakin keras dibuatnya. Violet berusaha menenangkan dia dengan memeluknya dari samping. "Maafkan kami, Violet dan Ocha. Andai saja kami tidak berniat menyerahkan Zaburo kepada pihak musuh, hal ini tidak akan terjadi," Rosemary angkat suara terhadap kejadian ini.