Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pesan dari Masa Lalu

9 November 2019   13:57 Diperbarui: 9 November 2019   14:41 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2029, di wilayah yang berjarak 100 SA dari Bumi ditemukan sebuah wormhole.  Sembilan tahun kemudian dipastikan bahwa lubang cacing tersebut merupakan satu dari rangkaian jalan pintas menuju sebuah sistem tatasurya di galaksi sangat jauh.

Project Einstein pun lahir.

* * *

Tahun 2046.

"Bulan depan aku harus masuk karantina," ucap Pandu pada Nefa, saudari kembarnya.  Mereka berdua -- Pandu Lazuardi dan Nefa Lucia -- adalah kembar sepasang berusia 16 tahun saat ini.  "Tahun depan aku berangkat," lanjutnya.

Nefa memandang Pandu.

"Apa kau yakin?"

"Tentu saja," Pandu menjawab cepat, "sudah tak ada lagi yang perlu kucemaskan."  Remaja ini memandang wajah adik kembarnya lekat-lekat, "Keluarga barumu kali ini terlihat sangat menyayangimu, kau berada di keluarga yang tepat."

Nefa menarik napas berat.

"Andai mereka juga mengadopsimu, Kak," mata gadis itu mulai basah.

"Hei, hei, tidak masalah buatku," Pandu buru-buru menghapus airmata adiknya.  "Lagipula keluarga waras manapun pasti berpikir ratusan kali untuk mengadopsi anak sepertiku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun