Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pesan dari Masa Lalu

9 November 2019   13:57 Diperbarui: 9 November 2019   14:41 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi--,"

"Sudahlah," potong Pandu.  "Lagipula kau tahu bahwa penjelajahan angkasa adalah cita-citaku sejak kecil, katakanlah sejak kita tak sengaja menemukan frekuensi sebuah pesawat penjelajah antariksa.  Karena itu saat mereka membuka lowongan sukarelawan untuk Project Einstein, aku langsung mendaftar."

"Meski kau tahu konsekuensinya," desah Nefa.  Gadis itu kini memandang langit jingga.  Di antara awan, samar terlihat bayangan sebuah pesawat penjelajah yang saat ini sudah masuk tahap akhir perakitan sekaligus ujicoba.

"Ya," Pandu mengikuti adiknya memandang langit.  "Perjalanan ini adalah perpisahan."

* * *

Juni 2047.

"Apa kabar, Nefa?" sapa Pandu pada Nefa.  Setiap 3 hari sekali seluruh awak misi diizinkan menggunakan fasilitas video call untuk bercakap-cakap dengan siapapun di Bumi.

"Hai, Kak," balas Nefa riang.  "Kau sendiri bagaimana?"

"Sejauh ini semua berjalan baik," tukas Pandu.  "Tugasku di sini mulai jelas."  Untuk kesinambungan, misi ini diawaki mereka yang sudah senior dan berpengalaman serta dibantu pemuda-pemuda sukarelawan berusia belasan tahun.  Para sukarelawan muda ini kelak menggantikan awak senior yang meninggal dalam misi.  "Aku sama sekali tak menyangka kelakuanku dulu malah jadi poin utama saat mereka memilihku ikut misi," Pandu tersenyum.  "Sepertinya tempatku memang di sini."

"Aku ikut senang, Kak," balas Nefa lagi.  "Kau memang hebat!"

"Kau juga, Nefa.  Nah, sekarang aku hanya mau mendengar ceritamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun