Pandu bukanlah orang yang sentimental, namun momen seperti ini mau tidak mau membuat pelupuk matanya sedikit basah.
"Aku ada di sini selama sebulan, jadi kita masih bisa ngobrol meski delay-nya setengah hari lebih. Â Sebelumnya aku minta maaf pada kalian terutama suamimu karena hari-hari ini aku bakal sering menganggu kalian."
Jawaban dari Nefa ia terima 26 jam kemudian.
"Nggak masalah, Kak. Â Dia ngerti, kok."
* * *
Tiga puluh tiga hari kemudian Kapten Wisnu sebagai pemimpin misi membawa kabar bahwa misi dilanjutkan dengan memasuki wormhole.
"Tujuh hari lagi kita berangkat," putusnya. Â "Dan seperti yang kita tahu, perjalanan memasuki wormhole mungkin saja menjadi akhir dari segala ikatan kita dengan Bumi. Â Sampai saat ini tidak ada yang bisa memperkirakan apakah kita masih bisa berkomunikasi dengan Bumi. Â Andai bisa pun, tidak ada yang tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan pesan-pesan tersebut untuk tiba di tujuan."
Kapten Wisnu menarik napas sejenak.
"Kita selamat atau tidak, bagi Bumi, kita sudah dianggap hilang."
Suasana hening sejenak sementara Kapten Wisnu melanjutkan ucapannya,
"Menurut catatan, wormhole terdekat akan membawa kita ke sebuah tempat yang berjarak 17 tahun cahaya dari Bumi, dan kita semua tahu artinya. Â Karena itu...," pemimpin misi tersebut sejenak menahan kalimatnya, "sekaranglah waktu terbaik untuk menghubungi orang-orang yang penting bagi kalian di Bumi."