Meninggal?
Aku?
Tubuhku rasanya lemas tak bertenaga sementara lawan bicaraku melanjutkan ucapannya, masih dengan kesedihan yang tak bisa lagi disembunyikan.
"Beliau dimakamkan nanti sekitar jam 1 siang sekiranya Mas kenal sama beliau dan berkenan mengantar beliau ke peristirahatan terakhirnya."
Ternyata benar...
Aku sudah meninggal...
Tak terasa air mataku menetes.
Istriku, maafkan aku.
Anakku, maafkan ayah yang bahkan tidak bisa melihat kelahiranmu ke dunia.
Ibu, maafkan anakmu yang tak pernah berbakti kepadamu.
Aku terduduk dan menangis. Beberapa menit kemudian terdengar langkah kaki mendatangiku, namun aku tak peduli.