Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cintaku Untukmu Selamanya

21 Maret 2015   17:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:19 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14269342251695192493

"Ke mana anak buahmu?!" bentak polisi yang lain.

Tubuh Angel rasanya tak bertenaga, namun ia - yang diabaikan keberadaannya karena polisi lebih sibuk mengurus Raja - berlari dan berteriak meminta tolong.  Salah seorang polisi yang melihat itu kemudian mencabut pistol dan mengarahkannya pada Angel yang tak sadar dirinya dalam bahaya.

"JANGAN!" seru Raja yang entah mendapat kekuatan dari mana bisa melepaskan diri dari polisi yang merangkulnya.  Refleks, Raja berdiri di depan pistol sang polisi yang tepat pada saat itu sudah ditarik pelatuknya.

Dua letusan senjata api pun terdengar.

DOR!  DOR!!

Tari, Tania, dan Rian kini memandang Angel dengan amukan perasaan yang tak bisa digambarkan.  Angel terlihat tegar, namun jelas pundak gadis itu mulai berguncang.

"Dengan sangat menyesal kami harus memberitahu adanya kesalahan prosedur oleh anggota kami di lapangan yang menyebabkan tewasnya korban bernama Raja Sujiwa.  Anggota kami mengaku bahwa Raja Sujiwa tidak bersikap kooperatif selama proses penangkapan sehingga terjadilah insiden yang sangat kami sesali tersebut."

"Tidak kooperatif?  Proses penangkapan?  Bukankah insiden kemarin menunjukkan bahwa polisi salah tangkap - bahkan sampai menyebabkan tewasnya korban?  Lalu apa yang akan Bapak lakukan?" cecar reporter yang lain.

Tari, Tania, dan Rian saling pandang, mereka sudah tak menyimak lagi isi Breaking News tersebut.  Untuk sejenak, keheningan menyelimuti ruangan tersebut.

"Aku sudah tahu, Raja.  Aku sudah tahu, kamu selalu menjadi yang terbaik.  Aku tahu bahwa apa yang dunia tuduhkan padamu tidak benar.  Cintaku untukmu selamanya, bahkan seandainya benar tuduhan mereka padamu, aku akan tetap mencintaimu.  Kamu tetap Rajaku, seperti apapun dirimu..."

Gadis itu membuka tasnya mencari-cari cincin yang tadi hampir saja dibuang oleh Tania.  Dengan tangan bergetar, dikenakannya kembali cincin indah itu yang sekarang berpindah ke jari manis kanannya.  Bulir-bulir airmata jatuh dari pipi gadis tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun