Tempat ini...
Angel termangu sejenak, ada sesuatu yang menahan langkahnya untuk keluar dari dalam mobil yang membawanya.
"Angel, kita sudah sampai," teman-temannya menegur. "Teman-teman kita di dalam sudah kangen sama kamu."
"He'eh, sutra dua tawares nek," sambung Rian sahabatnya yang selalu merasa salah dilahirkan sebagai seorang pria.
Sudah dua tahun ya, Angel tertunduk. Tangannya mengusap sebuah cincin yang tersemat di jari manis kirinya.
"Hei! Kamu masih make cincin dari laki-laki itu?!" seorang lagi kawannya berbicara, kali ini dengan nada keras. Sekejap kemudian cincin di jemari Angel sudah berpindah tangan, seberapa keras pun Angel berusaha menahannya.
"Tania, plis," Angel mengiba sembari berusaha merebut kembali cincin tersebut. Namun usahanya sia-sia, Rian mencegah upaya Angel mengambil kembali cincin tersebut dari Tania.
"Hei! Hei! Calm gals!" Tari yang memegang kemudi berteriak. "Kita ke sini untuk bersenang-senang. Kita ke sini biar sahabat kita Angel back to herself!"
Suasana dalam city car tersebut hening. Tari menoleh pada Tania,
"Give her ring back, please."