Rasanya aku kenal suara itu.
Siapa?
* * *
“Sepertinya Pak Sultan dalam kondisi prima,” tegas dokter Reyssent seraya membaca kembali hasil tes labku.
“Tapi katanya dia sering denger suara bayi nangis, dok,” tukas Maya, “padahal saya sendiri nggak denger apa-apa.”
Dokter Reyssent yang berusia sekitar 50 tahun itu memandangku.
“Nanti saya coba konsultasikan ke kolega saya, mungkin dia lebih mengerti soal ini. Sementara itu…,” ia kemudian menuliskan sesuatu di secarik kertas dan memberikannya padaku. “Resep ini mungkin bisa membantu seandainya pendengaran itu dirasakan mengganggu.”
Aku membaca resep yang ditulis dokter tersebut untukku.
Obat penenang?
Seakan mengerti kebingunganku, dokter Reyssent melanjutkan kalimatnya,
“Cuma buat jaga-jaga seandainya pak Sultan butuh istirahat.”