Novan sejenak memandang Ami dan Angga, kemudian tanpa berkata-kata memasuki kelasnya. Angga menyusul, namun sebelumnya ia melempar senyum pada Ami seraya mengangkat bahu. Sebuah senyuman yang dalam sekejap menghapus rasa kecewa Ami. Sebuah senyuman yang memantapkan tekad gadis berkacamata tersebut untuk mengejar cintanya.
Angga, aku akan berusaha mendapatkanmu.
Nay… maaf, aku tak akan membiarkanmu menang dengan mudah!
Dan Ami teringat surat yang semalam ditulisnya untuk Angga.
* * *
Angga mengayuh sepedanya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, dan ini membuat Nay heran.
"Angga,” panggilnya.
Angga tak menjawab.
“Angga,” panggil Nay lagi.
“Ya?” yang dipanggil akhirnya menjawab sambil terus mengayuh sepedanya.
“Kamu kenapa?” tanya Nay.