“Jadi?” tanya Angga, “Aku boleh ke Jakarta bareng kamu?”
Nay kembali terdiam kemudian dengan kepala menunduk gadis ini menggelengkan kepalanya – pelan.
“Maaf, Ngga. Tapi… kali ini nggak bisa. Lain kali aja ya?”
“Oh gitu,” Angga mendesah. Kecewa.
“Maaf," ujar Nay.
“Apa aku bakal ganggu kamu sama Novan?”
Nay benar-benar tak menduga Angga akan berkata seperti itu.
“Angga, bukan seperti…”
“Kamu lebih milih Novan daripada aku,” potong Angga, “Ada apa sebenarnya?”
“Nggak ada apa-ap…”
“Apa Novan lebih penting daripada aku?” Angga kembali memotong kalimat Nay.