"Sebentar kakang, biarlah aku yang menjelaskan," berkata sang adipati kepada para pengawalnya, "maaf paman, boleh aku tahu siapakah sebenarnya paman ini?"
Lelaki yang dipanggil paman itu tersenyum sinis, lalu jawabnya: "kalau tuan adipati ingin tahu, namaku adalah Ki Ajar Talun. Ketahuilah pula bahwa aku adalah paman guru dari adindamu raden Ngangsar."
"Oh, benarkah?" Tanya Raden Sekartanjung setengah tak percaya, "seingatku Dinda Ngangsar belum pernah bercerita bahwa dia memiliki pembimbing selain ramanda Balewot."
"Apa salahnya berguru pada orang lain pula. Tuanku Ngangsar merasa belum puas dengan ilmu yang dimilikinya. Dia merasa ramandanya telah pilih kasih di antara dua putranya."
"Ma'af paman, aku tidak senang kau merendahkan ramanda Dipati yang sudah tiada. Jangan mbebuthek air yang sudah bening. Adikku Ngangsar selama ini baik-baik saja, kalianlah yang sengaja memancing persoalan."
"Jangan berceloteh kau Denmas Tanjung. Kalau secara halus tidak bisa diminta mundur, maka cara yang kedua yang akan kami gunakan."
Demikianlah, maka tak dapat dihindari lagi pertempuran antara dua kelompok kecil itupun terjadi di muara sungai Kradenan. Di atas timbunan pasir yang banyak berserekan di pantai utara.
Orang tua yang mengaku bernama Ki Ajar Talun itu langsung memilih lawan Adipati Sekartanjung sendiri. Sementara beberapa kawannya mencoba menangkap para pengawal termasuk sang permaisuri yang juga ikut dalam rombongan itu.
Ki Ajar Talun yang sedang berusaha menguasai Raden Sekartanjung ingin menjajagi setiap tingkat kemampuan anak muda yang kini memimpin Tuban itu.
Seorang Adipati yang telah mampu membunuh adik seperguruannya yang bernama Ki Gede Waleran. Karenanya Ki Ajar Talun yakin bahwa anak muda ini memiliki kemampuan yang sangat tinggi.
Tetapi pemimpin Tuban yang sering dipanggil Denmas Tanjung oleh orang-orang terdekatnya itu bertempur dengan sangat cermat. Seolah-olah ia tidak ingin membuat kesalahan yang dapat menyeretnya kedalam kesulitan. Denmas Tanjung merasakan bahwa Ki Ajar Talun memulai serangan dari tingkat yang sederhana, namun meningkat selapis demi selapis.