Mohon tunggu...
Rusnani Anwar
Rusnani Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - Communication Strategist

TV - Radio Broadcaster. Menggemari musik, buku dan kamu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perempuan Kopi

21 Januari 2014   12:54 Diperbarui: 26 November 2015   15:00 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Coba kamu jelaskan, seperti apa perubahan yang aku alami?”

Kinanti menatap mata lelaki itu, mempertanyakan ke mana kehangatan yang selalu ia dapatkan pergi. Sinar mata Ragil redup, tak lagi memancarkan keriaan seperti setiap kali mereka bertemu dan berbicara.

“Kamu seperti tidak bahagia bersamaku”

Ungkapan Ragil ada benarnya, sejak Kinanti menyesap kopi hitam pertamanya, perempuan itu perlahan berubah. Ia menjadi banyak berfilosofi, berbicara soal sisi gelap kehidupan dan betapa terkadang semesta mempermainkan manusia melalui kejadian kejadian yang tak bisa ditebak. Kinanti tidak lagi melakukan kebiasaan cerobohnya hingga Ragil mendapati Kinanti menjadi sama pahitnya seperti dirinya.

“Kita tidak bisa selalu bahagia, Gil. Sesekali memang seharusnya aku sedih, agar semuanya seimbang”

Tapi tak semestinya selama ini, tidak saat bersamaku. Ragil urung bersuara

“Aku berproses denganmu berdasar perasaan suka. Ini mungkin seperti groupis yang berupaya keras agar mirip idolanya. Agar ia diterima, agar ia disukai”

Gilang bergumam dengan suara rendah

“Tapi tak seharusnya kamu menjadi seperti aku, Nan”

Kinanti tertawa kecil, namun suara renyahnya telah lama hilang

“Kalau kamu menyukai dirimu sendiri, kamu seharusnya suka jika aku menjadi seperti kamu”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun