Mohon tunggu...
Rusmana St
Rusmana St Mohon Tunggu... Guru - Proposional / guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bapak rusmana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat Buat Bu Guru

7 September 2022   23:35 Diperbarui: 7 September 2022   23:47 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Akhirnya terjawab sudah pertanyaanku tadi. Pantas saja pagi ini aku tidak mendengar suara dering sepedanya yang khas, dan seyum ramahnya yang sumringah. Mengapa ini menjadi pertemuan pertama dan terakhirku Tuhan....

Dan sekarang aku tahu, siapa yang telah menuliskan nasihat baik itu di notesku. Dan aku yakin, pastilah ia Bu Wati . Karena seingatku, ketika ia menyuruhku untuk membuang sampah ke ujung Belakang , tak sengaja uku meninggalkan notesku di mejanya. Dan pada saat itulah, ia menuliskannya untukku.

             10 tahun kemudian.                                                                      

"Tit... tit... tit..."

Seorang lelaki setengah baya sedang mengendarai sepeda motor , dan sesekali menyapa orang orang yang dilewatinya. Melewati lalu lalang yang menyesak. Perlahan namun pasti, ia terlihat lebih bersemangat dan tanguh.

Ia mengajar di sebuah sekolah menengah kejuruan dijalan yang menuju ke sekolah . Setibanya disekolah, ia langsung di kerumuni para muridnya, di salami, dan di tuntun ke kelas bak seorang raja dari mesir.

"Pak Ade ,mari kami bawakan tasnya" ucap seorang anak.

Yah, inilah aku. Ade, yang mengabdikan hidupku untuk menjadi seorang guru. Mencontoh dan meneladani sikap seorang guru yang dulu sangat ku idolakan. Saat kepergiannya beberapa tahun silam, aku berjanji pada diriku sendiri, agar aku juga akan sepertinya.

Karena itulah saat ini, aku menjadi seorang guru. Karena menjadi seorang guru bukanlah pilihan yang terakhir, bukan pula karena takdir, tapi karena pilihan hati dan niat.

Karena niat adalah sebuah kunci kesuksesan. Sehebat apapun seorang jendral, ia pasti belajar pada guru, sehebat apapun seorang pilot, ia tetap belajar pada guru, dan sehebat apapun seorang ilmuwan, ia juga tetap belajar pada guru. Karena seseorang itu, tidak akan pernah menjadi hebat, tanpa bantuan dan ajaran seorang guru.

Seperti yang pernah ia pesankan dulu padaku,,,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun