Pagi ini, seperti biasanya aku berdiri di depan kelasku , dengan menunggu kedatangan Bu Wati . Kali ini aku tidak akan menjadi penonton setiannya lagi. Karena, aku juga akan ikut turut melakukan kegiatan yang biasa dilakukan Bu Wati sehari hari.
      Aku akan menyalaminya, membelikannya nasi basi atau sisa untuk diberikan pada ayam yang berada halaman kami, mengutip sampah bersamanya, dan berbagai kegiatan lain cukup menyenangkan bagiku.
      Lama ku menunggu, namun kedatangannya tak kunjung tiba.
      "Huuh,,, mana ya pakbelia ?" ucapku, dengan memain mainkan pulpen yang selalu ku bawa kemanapun aku pergi.
      "Tet... tet...tet..."
      Bel pun berbunyi. Seperti ada perasaan yang tidak baik di benakku. Namun ku coba tuk menepis pikiran buruk itu. Aku yakin, pasti saat in Bu Wati lagi kesiangan , atau mungkin ia sedang mencari nasi ke para tetangga ditempat tinghgalnya , atau sedang memungut sampah yang berserakan di tengah jalan.
      "Ah,,,bayanganku telalu tinggi" batinku.
       Kutenangkan hatiku dengan menulis nulis coretan kecil di notes yang tersimpan rapi di saku bajuku. Hal itu biasa aku lakukan di kelas jika guruku belum datang
.          Namun, aku membolak balikkan notesku, guna mencari halaman yang kosong, aku mendapati tulisan yang terlihat unik, dan terpampang rapi di kertas belakang notesku. Tulisannya terlihat bersambung, miring, dan sangat indah dimataku.
Perlahan ku membaca penggalannya,
"Untuk si gugup"