"A.... emm.... Ia Pak" jawabku terbata bata, dan sedikit gugup. Akupun melangkah maju, lalu meletakkan buku tersebut tepat di meja bu Warni.
      Saat aku berjalan keluar, ingin sekali rasanya aku berbalik. Mengajaknya berbicara, menyalaminya dan berbagai harapan harapan lain dalam pikiranku. Tapi sayangnya, aku tak memiliki keberanian yang sebesar itu, untuk dapat melakukannya. Rasanya ingin sekali aku memaki dan mengutuk diriku sendiri.
      "Bodoh...!" ucapku pelan, nyaris tak terdengar.
      "Hei kamu, siapa namamu? Kemari sebentar..."
      Langkahku pun terhenti.
      "Dia memanggilku?" batinku.
      "kemarilah sebentar, bapak tidak akan menyuruhmu melakukan pekerjaan yang berat" ucapnya sekali lagi.
      "Oh tidak,,, baru pertemuan pertama, aku sudah memberikan kesan tidak baik untuknya. Pasti ia berpikir bahwa aku seorang siswa yang malas" keluhku dalam hati.
      "Saya Bu,,,"
      Ucapku dan berbalik ke arahnya.
      "Tolong buangkan sampah ini. Dan agar kamu tidak terlalu lelah, buang saja di tempat sampah yang ada di ujung koridor dekat depan ruang guru ".