Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

O, Begitu to Pak?!

18 Oktober 2023   00:32 Diperbarui: 18 Oktober 2023   00:36 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

     Aku diam saja,  tak mengerti maksud pak Bambang sontoloyo ini sebenarnya apa ? Pak Bambang juga diam, seolah sedang menguji kesabaran saya. Saya diam karena tak tahu harus ngomong apa lagi ? Lebih baik diam saja, dari pada nanti tambah runyam, terserah Pak Bambang saja mau bagaimana ?

     " Begini Mas, botol clorofrom yang kamu butuhkan untuk praktik itu sebenarnya ada. Tapi sengaja saya sembunyikan."

     Aku tersentak kaget seperti tersambar petir disiang bolong. Pak Bambang ini sebentulnya maunya apa ?

     " Saya memang sengaja mengetest kamu, bagaimana kamu mengatasi problematika yang dihadapi ketika mengajar. Sebab setelah kamu jadi guru nanti, akan banyak dijumpai problematika pengajaran yang tidak dijumpai di buku-buku didaktik metodik dan buku-buku praktikum. Dan ternyata kamu bisa mengatsi dengan cepat dan tepat !"

     O, begitu to Pak, ucap saya dalam hati dengan wajah masih tetap menundukan kepala dari tadi.. Pak Bambang lalu menorehkan tulisan dibuku penilaian praktekku itu. Lalu disodorkan kepadaku. Ketika buku didepanku, aku kaget melihat nilai yang tertera disitu. Belum sempat aku berucap, Pak Bambang sudah buka suara terlebih dulu ;

     " Kamu memang pantas dapat nilai A, bukan B apalagi C. Saya percaya, kelak kamu akan menjadi guru fisika yang baik dimata anak-nanak. Selamat !" ucapnya sambil mengulurkan tangan mengajak berjabat tangan.

     Aku pria, aku laki-laki, aku benci kecengenngan, tapi kali ini aku tak bisa menahan titik air mataku yang menggenang disudut mataku untuk jatuh dipangkuanku karena haru (*)    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun