Temanku itu cuma nyengir. Diantara kami memang kalau berbicara tak pernah bermanis-manis kata, tapi pasti selalu saling olok, saling gojlog, saling gasak, saling sindir dan hal-hal lain yang senada.
   Biasa, orang yang mau praktek memang sering ditakut-takuti seperti itu oleh teman-teman seniornya; katanya, yang anaknya nakal-nakallah, suka ngerjain guru prakteklah atau guru pamongnya yang killerlah atau malah kurang gaullah. Pendek kata bila kita kurang bernyali bisa downlah mentalnya sebelum praktek.
   Dan sebelum praktek, aku sudah observasi terlebih dulu ke sekolah itu sekaligus nego; dikelas berapa aku nanti mengajar, jam keberapa dan hari apa saja ? Sebagai sekolah favorit, tentu bangunan fisiknya sangat bagus. Sarana dan prasarana tentu sangat memadai. Karena jurusan saya bidang studi IPA Fisika, saya nanti juga butuh alat peraga untuk praktik didepan anak-anank. Atau dikenal dengan metode demonstrasi.
   Praktek mengajar ini ada tiga kali. Dan untuk yang ketiga ini aku membutuhkan praktikum di lab. Untuk itu saya harus berhubungan dengan guru pemegang laborat, yang ternyata adalah sama dengan guru pamong saya sekaligus, jadi tidak perlu kemana-mana lagi.
  " Ma'af Pak, kalau nanti pinjam peralatan lab, bisa Pak ?"
  " Bisa, peralatan apa ya ?"
  " Botol dan tabung reaksi, ada kan Pak ?"
  " Jangankan botol dan tabung reaksi, peralatan yang lebih dari itu pun ada tersedia. Ini bukan sekolah ecek-ecek yang baru berdiri, tahu kan ?" ucapnya bernada tersinggung
  " Ya pak " jawabku sambi mengangguk dan sedikit merasa bersalah, kemudian aku menyambungnya ;
  " Terimakasih Pak !"
   Awal yang baik, bisikku dalam hati. Oh, tiada yang lebih indah praktek mengajar sedang peralatan untuk mengajar sudah lengkap tersedia. Itulah enaknya, praktek mengajar disekolah favorit; apa-apa ada dan sudah tersedia, tak perlu sausah-susah mencari sendiri., maka akupun semakin terpacu untuk mempersiapkan materi dengan sebaik-baiknya.