***
Suatu hari, bertahun yang lalu, di sebuah mall mewah di ibukota.
Kami ada di sebuah toko yang diantaranya menjual tas- tas bergambar tokoh- tokoh kartun dan boneka- boneka yang digemari kanak- kanak.
“ Seperti ini tasnya? “ tanyaku pada gadis kecil kelas 2 SD itu.
Dia mengangguk senang.
Saat beberapa hari sebelumnya dia mengatakan padaku ingin memiliki ‘ tas seperti punya F ‘, aku segera tahu tas seperti apa yang diinginkannya.
Sebab aku ibu bekerja, aku memang tak setiap hari bisa mengantar putriku ke sekolah. Tapi pada saat- saat yang memungkinkan, aku mengatur pekerjaanku sehingga sekali- sekali bisa melakukan teleworking. Bekerja dari rumah, dan karenanya bisa datang ke sekolah anak- anak sekali- sekali.
Yang sekali- sekali itu cukup bagiku untuk bisa mengamati ini dan itu di sekolah. Termasuk seperti apa ‘tas punya F’ itu.
Dan siang itu, putri sulungku menatapku penuh harap, di depan tas yang diidamkannya. Tas sekolah bagus, yang mahal sekali. Model tas yang beberapa hari sebelumnya dia minta padaku.
Aku berjongkok di depan tas tersebut. Kubalikkan label harga tas itu. Harga yang tertera tak jauh dari apa yang kuperkirakan.
“ Nduk, “ kutunjukkan label harga tas itu pada putriku, “ Ini harga tasnya. “