Lalu...
" Foto mantan, ayo tunjukkan foto mantanmu... "
Aku lega sekali.
Ini pasti keisengan saja.
Dugaanku terbukti, sebab tak lama setelah itu, bersamaan dengan membubung tingginya lagi helikopter yang tadi datang, suara musik dangdut terdengar dan para senior sambil tertawa- tawa mengajak para mahasiswa baru berjoget.
( Belakangan kusaksikan pada kedatangan helikopter yang berikutnya, para tentara yang meluncur turun dari sana mengibarkan bendera- bendera merah putih, bendera perguruan tinggi dan membawa kedatangan rektor perguruan tinggi tersebut untuk memberikan sambutan di depan para mahasiswa baru ).
Untunglah... untunglah... pikirku.
Untunglah, ternyata kekerasan itu tak ada disana. Kejahilan beberapa menit masih bisa kuterima. Asal bukan beneran.
Sebab, pendapatku tak pernah berubah. Tak ada yang bisa diperoleh dari Masa Orientasi dengan kekerasan.
Aku dalam usia remaja tujuh belas tahunku dulu yang konon pernah melawan kekerasan para senior, dan aku kini sebagai ibu dari beberapa anak remaja dan pra-remaja, tetap memiliki pendapat yang sama: karakter yang baik tidak bisa dibentuk dengan kekerasan, tak bisa terbentuk dalam beberapa hari penuh bentakan dari senior.