Kami saling bersalaman, tertawa lebar, senang bertemu setelah agak lama tak saling berjumpa.
Saat itulah kulihat dia membawa sekotak besar tissue.
" Mau kemana ? " tanyaku.
" Ini... " katanya menunjuk kotak tissue di tangannya, " Mau aku kasih anakku. Dia tadi pilek dan meler berat. "
Aku menatap kotak tissue di tangannya.
" Baru aku ambil dari mobil, " katanya.
" Tapi anakmu pasti sudah masuk ke dalam, kan, " kataku, " Dan orang tua tidak boleh ikut masuk... "
Dia tampak tercengang. " Oh, nggak boleh masuk ? " katanya.
Aku menahan tawa. Asli, aku geli sekali. Kukenal dengan sangat baik lelaki yang kini sudah menjadi Bapak itu. Bertahun- tahun kami bergaul dan bermain bersama. Tak pernah terbayangkan olehku dulu, dengan segala kebandelan dan 'kegilaan' tingkah lakunya, pada suatu hari akan kutemukan dia sibuk dengan sekotak tissue untuk diberikan pada anaknya ( yang juga lelaki ) saat daftar ulang di perguruan tinggi.
Ha ha ha.
Dan bahkan setelah kukatakan bahwa dia tak akan bisa masuk gedung, temanku itu tak menyerah. " Nggak apa- apa deh, aku lihat dulu kesana, " katanya.