Kubayangkan beragam teratai warna- warni yang akan kutanam di sekitar situ. Kelak, saat mimpi membangun rumah kayu itu tercapai
***
Anak- anakku dengan segera mengamati bahwa kami berulang kali mampir ke tempat yang sama dan langsung dapat menebak siapa pemilik ide yang melibatkan jarak lebih dari 500 Kilometer dari rumah tersebut.
“ Ibu nanti mau bikin rumah di situ? “ tanya anakku dengan heran.
“ Iya, “ jawabku senang. “ Asyik kan? “
Mereka menatapku dengan tatap mata yang sama sekali tak berbunyi "asyik".
“ Terus ibu mau tinggal di situ? “
“ Kenapa nggak? “ jawabku. “ Nanti,masih lamaaaa...” kulanjutkan kalimatku melihat pandangan skeptis mereka.
Anakku mengangguk, “Nanti aku berkunjung deh ke rumah Ibu.”
Eh, berkunjung? Koq... berkunjung?
“ Ya berkunjung, Ibu. Aku kan nggak mau tinggal di situ, “ anak tengahku berkata, “ Jadi nanti sekali- sekali aja aku datang. “