Sampai...
Beberapa saat kemudian, gadis itu yang mengatakan padaku, " Mbak, dia itu, istri kedua... "
[caption id="attachment_349912" align="aligncenter" width="414" caption="Gambar: smh.com.au "]
What?!
Mau tak mau, aku nyengir lebar. Sebab sempat tahu bahwa sang ibu muda itu menawarkan untuk mengenalkan gadis tersebut pada beberapa kenalannya, " Terus kamu tadi jadi mau kasih data- data pribadi buat dikenal- kenalin? " tanyaku jahil.
" Nggak jadi, mbak, " jawab si gadis. " Serem, ah. "
Aku tertawa, memahami apa yang dimaksud dengan "serem ah" itu.
Nah tapi, jika bagi sang gadis informasi bahwa ibu muda yang bercakap- cakap dengannya itu merupakan istri kedua melenyapkan keinginannya untuk terus mengobrol dengannya, bagiku itu malah menggelitik. Aku yang tadinya sudah berhenti ikut mengobrol malah berniat ingin mengobrol lagi kapan- kapan.
Sebab, dengan segera beberapa pertanyaan muncul di kepalaku.
" Dia bilang nggak, gimana reaksi istri pertamanya? " tanyaku.
" Katanya sih, mengijinkan, " itu jawaban yang kuterima.