"Tak bisakah tambah satu hari lagi di sini!" pinta Satya dengan iba.
"Sebenarnya  aku ingin berlama-lama di sini. Tapi.., Ayahku meminta untuk pulang. Besok pagi Ayah menjemputku. Sekalian Ayah ada rapat dinas di Kabupaten." suara berat Rani tersamarkan oleh deru kendaraan yang lewat. Berat meninggalkan Satya. Begitupun Satya. Getar-getar asmara antara keduanya memang telah terjalin dengan baik.
Malam semakin beranjak. Angin malam membawa hawa dingin terasa pada pori-pori kulit mereka. Jam dinding di ruang tamu kos Rani menunjuk 22.18 wib.
"Aku pulang dulu, jaga diri baik-baik ya, Ran!"
"See you again..!"
 ***
Â
Minggu pagi yang cerah, Satya menyiapkan motor kesayangannya. Motor matic lawas pabrikan Jepang yang selalu setia membawa Satya kemanapun pergi. Kebetulan minggu itu semua pekerjaan telah diselesaikan dengan baik. Satya berencana menyambangi Rani yang beberapa pekan tak ada kabar beritanya. Selain itu dia ingin dekat dengan keluarga Rani. Satya berusaha untuk mengenal keluarga Rani agar terjalin silaturahmi yang baik.
On the way Satya ke rumah Rani. Satu jam perjalanan sampailah ia di rumah Rani.
Halaman rumah Rani luas dengan taman yang tertata rapi. Bangunan rumahnya bagus dengan gaya arsitektur lama. Situasi rumah tampak lengang. Satya agak ragu ketika kakinya hampir beberapa langkah memasuki teras rumah Rani.
"Assalamualaikum..!"