Salah satu cara untuk memperoleh legitimasi bagi pendidikan informal melalui media sosial adalah dengan mengembangkan sistem validasi dan sertifikasi yang dapat diterima oleh masyarakat atau institusi. Sertifikasi ini dapat diberikan oleh lembaga pendidikan yang terkemuka atau organisasi profesi yang relevan dengan bidang materi yang diajarkan. Sebagai contoh, platform pembelajaran daring seperti Coursera atau Udemy telah mengimplementasikan sertifikasi yang diakui oleh berbagai perusahaan dan institusi, meskipun mereka bukan bagian dari lembaga pendidikan formal.
Sertifikat ini memberikan pengakuan yang lebih jelas tentang keterampilan atau pengetahuan yang telah diperoleh oleh peserta didik. Sertifikasi yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kredibilitas dapat meningkatkan legitimasi media sosial sebagai sarana pendidikan, sehingga lebih banyak orang merasa yakin untuk menggunakannya sebagai alat pembelajaran.
c. Partisipasi dan Pengakuan Sosial
Selain dari sisi lembaga dan sertifikasi, legitimasi juga dapat diperoleh melalui pengakuan sosial. Dalam masyarakat saat ini, pembelajaran tidak hanya diukur dari seberapa banyak pengetahuan yang diperoleh, tetapi juga dari dampaknya terhadap kehidupan nyata. Jika seseorang dapat membuktikan bahwa ia memperoleh keterampilan atau pengetahuan baru melalui media sosial dan menerapkannya dengan sukses di dunia nyata, maka pembelajaran tersebut akan dianggap sah oleh masyarakat.
Contoh lain dari pengakuan sosial adalah ketika konten edukatif yang dibagikan melalui media sosial mendapatkan perhatian luas dan mendapatkan dukungan dari audiens atau komunitas tertentu. Jika pembelajaran yang berlangsung di platform tersebut dianggap relevan dan bermanfaat oleh banyak orang, maka legitimasi pendidikan informal ini akan semakin menguat.
d. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
Di beberapa negara, pemerintah mulai mengakui pentingnya pendidikan informal dan memberikan ruang bagi platform media sosial untuk berperan dalam mendukung pendidikan sepanjang hayat. Kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan pendidikan informal melalui teknologi dan media sosial dapat menjadi dasar legitimasi yang kuat. Sebagai contoh, beberapa pemerintah mengeluarkan regulasi yang mengatur penggunaan media sosial untuk pendidikan dan memberikan dukungan terhadap platform pembelajaran daring yang berfokus pada pengembangan keterampilan masyarakat.
Namun, pengaturan yang jelas dan transparan tetap diperlukan untuk memastikan bahwa konten yang diajarkan melalui media sosial tetap relevan, berkualitas, dan bermanfaat bagi penggunanya. Regulasi semacam ini dapat memberikan jaminan kepada audiens bahwa pendidikan yang mereka dapatkan melalui media sosial adalah sah dan diakui secara resmi.
e. Pengaruh Platform Media Sosial yang Terpercaya
Beberapa platform media sosial yang sudah terkenal dan dipercaya masyarakat, seperti LinkedIn, YouTube, dan Facebook, memiliki reputasi yang lebih tinggi dalam menyediakan konten edukatif. Dalam hal ini, legitimasi konten pendidikan yang ada di platform-platform tersebut lebih kuat dibandingkan platform yang kurang dikenal. Hal ini disebabkan oleh kepercayaan masyarakat terhadap platform yang telah terbukti dapat menyediakan informasi yang kredibel dan bermanfaat. Selain itu, beberapa platform memiliki mekanisme untuk mengatur kualitas konten yang disajikan, misalnya dengan menyediakan ruang bagi pembuat konten untuk menunjukkan keahlian mereka dalam bentuk sertifikasi atau pengakuan profesional.
Strategi untuk Meningkatkan Legitimasi Pendidikan Informal melalui Media Sosial