Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Memahami Defisit APBN : Apa, Mengapa dan Bagaimana Dampaknya?

30 Januari 2025   22:07 Diperbarui: 30 Januari 2025   22:07 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Law Justice)

Defisit APBN bisa menjadi masalah serius jika utang terus bertambah tanpa adanya strategi jangka panjang untuk meningkatkan pendapatan negara. Dalam beberapa tahun terakhir, rasio utang Indonesia terhadap PDB memang masih dalam batas aman, tetapi trennya terus meningkat.

Ada beberapa kondisi yang bisa membuat defisit menjadi negatif:

  • Jika terlalu bergantung pada utang luar negeri. Jika sebagian besar defisit ditutup dengan pinjaman dari luar negeri, Indonesia bisa rentan terhadap gejolak ekonomi global, seperti fluktuasi nilai tukar rupiah atau kenaikan suku bunga internasional.
  • Jika digunakan untuk pengeluaran yang tidak produktif. Jika defisit lebih banyak digunakan untuk belanja konsumtif seperti subsidi energi yang tidak tepat sasaran atau pengeluaran birokrasi yang berlebihan, maka dampaknya tidak akan dirasakan dalam jangka panjang.
  • Jika tidak ada upaya untuk meningkatkan pendapatan negara. Jika pemerintah terus berutang tanpa memperbaiki sistem perpajakan, meningkatkan penerimaan negara bukan pajak, atau mendorong investasi yang lebih besar, maka utang bisa menjadi beban yang sulit dilunasi.

Sebagai contoh, jika utang digunakan untuk membayar bunga utang sebelumnya, maka pemerintah akan terus masuk dalam siklus utang yang tidak produktif. Ini bisa membuat Indonesia rentan terhadap krisis keuangan di masa depan.

Bagaimana Mengelola Defisit Agar Tidak Menjadi Beban?

Untuk menghindari risiko berlebih, pemerintah harus memastikan bahwa defisit tetap dalam batas aman dan dikelola dengan strategi yang matang. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

✅ Menjaga Defisit dalam Batas yang Wajar
Meskipun dalam kondisi tertentu defisit diperlukan, pemerintah harus tetap berusaha menjaga agar defisit tidak terlalu tinggi. Batas yang umum digunakan adalah sekitar 3% dari PDB, meskipun bisa lebih tinggi dalam kondisi krisis.

✅ Menggunakan Defisit untuk Hal yang Produktif
Jika defisit digunakan untuk membangun infrastruktur, meningkatkan kualitas SDM, atau mendukung sektor produktif, maka dampak jangka panjangnya bisa positif. Sebaliknya, jika digunakan untuk pengeluaran yang tidak memberikan manfaat jangka panjang, maka defisit bisa menjadi masalah.

✅ Meningkatkan Pendapatan Negara
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi ketergantungan pada utang adalah dengan meningkatkan penerimaan negara. Pemerintah perlu memperbaiki sistem perpajakan agar lebih efisien dan adil, meningkatkan PNBP, serta mendorong investasi yang bisa menghasilkan pendapatan dalam jangka panjang.

✅ Mengelola Utang dengan Bijak
Jika utang memang diperlukan untuk menutup defisit, maka pemerintah harus memastikan bahwa utang tersebut memiliki bunga yang rendah, jangka waktu yang panjang, serta digunakan untuk proyek-proyek yang memiliki dampak ekonomi nyata.

Kesimpulan: Defisit APBN Indonesia, Positif atau Negatif?

Berdasarkan analisis di atas, defisit APBN Indonesia bisa dikategorikan sebagai positif, netral, atau negatif, tergantung pada bagaimana pemerintah mengelolanya:

  • Positif, jika digunakan untuk membangun infrastruktur dan sektor produktif yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
  • Netral, jika terjadi dalam situasi krisis seperti pandemi, di mana defisit diperlukan untuk menyelamatkan ekonomi.
  • Negatif, jika utang terus bertambah tanpa ada strategi jangka panjang untuk meningkatkan pendapatan negara atau jika defisit digunakan untuk belanja yang tidak produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun