Belanja Sosial
- Subsidi energi, seperti subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik untuk masyarakat miskin.
- Bantuan sosial (Bansos), termasuk program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pangan.
- Anggaran pendidikan, termasuk beasiswa dan subsidi sekolah gratis.
- Anggaran kesehatan, seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan program vaksinasi.
Belanja Pegawai
- Gaji dan tunjangan bagi aparatur sipil negara (ASN), TNI, Polri, serta pejabat negara.
- Anggaran untuk operasional kementerian dan lembaga pemerintahan.
Pembayaran Utang dan Bunga Utang
- Pemerintah mengalokasikan dana untuk membayar utang yang telah jatuh tempo serta bunga atas utang yang telah diambil.
Bagaimana Jika Pengeluaran Lebih Besar dari Penerimaan?
Ketika pengeluaran negara lebih besar daripada penerimaannya, maka terjadi defisit APBN. Untuk menutup kekurangan ini, pemerintah memiliki beberapa opsi, yaitu:
1. Berutang
Pemerintah dapat menutup defisit dengan berutang, baik melalui:
- Penerbitan Surat Utang Negara (SUN), yang dijual kepada investor domestik maupun asing.
- Pinjaman dari lembaga internasional, seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
- Peminjaman dalam negeri, seperti dari perbankan nasional atau lembaga keuangan lainnya.
Utang yang diambil harus dikelola dengan bijak, karena jika terlalu besar, bisa menambah beban anggaran negara untuk membayar bunga dan cicilan utang di tahun-tahun berikutnya.
2. Meningkatkan Pajak
Pemerintah bisa menaikkan penerimaan dengan:
- Menaikkan tarif pajak, seperti meningkatkan PPN atau pajak penghasilan.
- Memperluas basis pajak, yaitu dengan mendorong lebih banyak masyarakat dan pelaku usaha untuk patuh membayar pajak.
- Meningkatkan efisiensi perpajakan, dengan memperbaiki sistem administrasi dan mencegah kebocoran pajak.
Namun, langkah ini harus dilakukan dengan hati-hati karena pajak yang terlalu tinggi bisa membebani masyarakat dan dunia usaha, sehingga justru memperlambat pertumbuhan ekonomi.